Pixel Codejatimnow.com

Melirik Seksinya Farah Quinn Memasak Ayam Kesrut Khas Banyuwangi

 Reporter : Erwin Yohanes
Gaya Farah Quinn memasak ayam kesrut bersama Bupati Anas
Gaya Farah Quinn memasak ayam kesrut bersama Bupati Anas

jatimnow.com - Tahun ini Festival Banyuwangi Kuliner (Bakul) mengangkat salah satu makanan khas Banyuwangi "ayam kesrut". Endorser ternama chef yang dikenal seksi, Farah Quinn tertantang memasak kuliner yang sudah ada di medio 1950-an.

Farah Quinn mengatakan, di Kabupaten Banyuwangi ini patut dicontoh caranya dalam mengenalkan kuliner lokal yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.

Apalagi Banyuwangi memiliki beragam kuliner yang banyak untuk dieksplor, dan itu membuatnya tertantang untuk mencoba memasak secara langsung.

"Jujur saya sendiri harus banyak nyobain lagi masakan Banyuwangi. Saya udah tahu beberapa, cuman dari segi kue dan masakan (lokal, red) masih banyak yang perlu saya pelajari," kata Farah kepada wartawan, Kamis (12/4/2018).

Aneka kuliner yang beragam, kue-kuenya yang sangat banyak, menurut chef Farah, juga didukung dengan effort (usaha) kota yang bersih, nyaman serta di dukung oleh keramah-tamahan penduduk yang kuat.

"Ini bagus menurut saya karena mereka bangga dengan masakannya sendiri. Kedepan harusnya para petani juga dilibatkan agar mereka bangga, terapresiasi yang dari situ mereka bisa membuat produk yang lebih bagus," papar Farah.

Ayam kesrut

"Khusus ayam kesrut dagingnya empuk, kuahnya asem, pedes, segar, dan enak," tukasnya.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, festival Bakul ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas masakan kuliner oleh para pelaku usaha. Sekaligus menjadi ajang diplomasi Banyuwangi yang tanpa batas.

"Kedepan warungnya supaya lebih bersih, sehat dan mampu membuat wisatawan yang masuk ke Banyuwangi nyaman," ujar Anas.

Selain itu, upaya pemerintah daerah dalam mempromosikan sektor pariwisata dinilai sukses dan mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat.

"Dengan kuliner sebagai diplomasi pariwisata dampaknya yang paling besar ada 2, food dan fashion. Nah, dengan festival kuliner ini orang-orang menjadi percaya diri," tukasnya.

Baca juga:
KKP Gelontor Dana Rp22 Miliar Bangun Kampung Nelayan Modern di Banyuwangi

Dengan begitu, lanjut Anas, kontribusi dari kegiatan tersebut cukup besar meskipun tidak secara langsung dalam bentuk pajak.

"Kontribusinya cukup besar tapi tidak direct impact. Sebab bagi Banyuwangi rakyat sejahtera itu sudah kontribusi yang hebat. Gak mungkin seperti mbok Yem, mbok Nah ditarik pajak,"

Reporter: Hafiluddin Ahmad

Editor: Erwin Yohanes