Pixel Codejatimnow.com

Bupati Bojonegoro Ikuti Tabligh Akbar di Malaysia

Editor : Budi Sugiharto  
 Bupati Bojonegoro Suyoto/Foto: Istimewa
Bupati Bojonegoro Suyoto/Foto: Istimewa

 jatimnow.com - Bupati Bojonegoro, Jawa Timur yang juga tokoh Muhammadiyah, Suyoto, menghadiri tabligh akbar di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa. Selasa(1/5/2018.

Bupati Bojonegoro dua periode tersebut hadir bersama anggota Fraksi PAN DPRD Jawa Timur Husnul Aqib memenuhi undangan Keluarga Besar Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) dan Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah (PRIA) se-Malaysia.

Turut hadir Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur Agus Badrul Jamal, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia Dr Sonny Zulhuda, Atase Dikbud Prof Dr Ari Purbayanto serta sejumlah undangan ormas dan partai politik.

Selain ceramah, acara diisi dengan pelantikan PRIM Kampung Baru dan Ampang beserta pengurus Aisyiyah serta pelantikan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Malaysia oleh pengurus DPP IMM Ratu Syaila.

Pada acara yang bersamaan dengan hari libur dalam rangka Hari Buruh Internasional tersebut, Suyoto banyak memberikan motivasi tentang Kemuhammadiyahan, kebangsaan dan kilas balik keberhasilannya terpilih menjadi Bupati Bojonegoro serta kesuksesannya saat memimpin daerah tersebut.

Dia mengulas tentang kondisi birokrasi dan ulama saat Orde Baru dan perubahan saat era reformasi.

"Sekarang perjuangannya memakai pemilu. Pemilihan presiden dan pemilihan legislatif adalah sarana untuk merebut kekuasaan," katanya.

Suyoto memandang posisi Muhammadiyah sebagai organisasi hendaklah seperti sekarang yang tidak terlibat politik praktis.

"Tetapi kalau individu-individunya mempunyai peluang merebut kekuasaan maka harus direbut. Rebut BUMN, yudikatif, legislatif. Tidak cukup hanya dengan peduli. Tidak cukup hanya kutbah dan menjadi pengamat," katanya.

Dia mengatakan, menjadi TKI, eksekutif, legislatif dan profesional hendaklah yang berkemajuan, yakni kiprahnya bisa dilihat orang lain dan paling banyak berkarya.

"Ruang sudah terbuka lebar, sekarang era demokrasi, kompetisi terbuka. Kalau ingin mengatur kehidupan publik tetapi hanya mau menjadi pengamat dan penonton maka nggak cocok. Politik adalah alat mengatur kehidupan publik," katanya.

Editor: Budi Sugiharto
Sumber: Antara

Baca juga:
78 Kebakaran Terjadi di Bojonegoro Sepanjang 2023, Ini Pesan Damkarmat