Pixel Codejatimnow.com

Tak Sportif, Pendukung Paslon Dikeluarkan dari Area Debat Pilgub

Seorang pendukung paslon saat ditanya petugas./Foto: Arry Saputra.
Seorang pendukung paslon saat ditanya petugas./Foto: Arry Saputra.

jatimnow.com - Debat Publik Pilgub Jawa Timur ketiga, diwarnai dengan aksi tak sportif yang dilakukan oleh massa pendukung pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 1.

Sejumlah massa paslon no 1 terpaksa harus diusir dari ruang tempat debat berlangsung, sebab mereka tak punya gelang khusus, tanda diperbolehkan masuk.

Mereka yang tak memakai gelang ini diduga berbuat curang dengan memberikan gelangnya pada massa lain yang masih di luar.

Kapolsek Rungkut, Kompol Esti Setija Oetami yang turut mengamankan jalannya debat tersebut mengatakan gelang itu 'dioper' saat mereka beralasan ke toilet.

"Kemungkinan diberikan saat mereka ke toilet, waktu break" ujar Esti kepada jatimnow.com, Sabtu (23/6/2018).

Baca juga:
Absen di Hari Jadi Provinsi Jatim, Gus Ipul: Persiapan Lengser

Mereka diduga memanfaatkan jeda komersial break di tiap sesinya, untuk keluar dan melakukan aksi curangnya. "Padahal pengamanan ini ketat sekali, tapi masih ada yang memaksa masuk," kata dia.

Berdasarkan pantauan jatimnow.com di lokasi, seorang pria berkaos putih bergambar paslon 1 dan bertopi bertuliskan 'Wis Wayahe' gelagapan saat dihampiri petugas keamanan.

Saat ditanya gelang, dia mencoba merogoh kantong celananya, namun gelang itu tetap tak ditemukan. Bahkan tempat yang disediakan bagi massa paslon 1 yang berada di sisi kiri sampai tak cukup. Puluhan orang harus berdiri.

Baca juga:
Gus Ipul Absen di Hari Jadi Jatim, Soekarwo Jamin Tidak Ada Konflik

Padahal, aturan masuk dalam ruangan debat ini terbilang sangat ketat, massa harus melewati screening berlapis. Massa yang boleh masuk juga terbatas. Masing-masing paslon hanya diperbolehkan, membawa 150 pendukung yang diantaranya 20 VIP

Sementara itu perang yel-yel dari kedua massa ini tetap terjadi sepanjang debat berlangsung. Moderator debat Brigita Manohara bahkan sampai beberapa kali harus mengingatkan kedua kubu, untuk mengkontrol suasana agar tetap kondusif.

Reporter: Arry Saputra
Editor: Erwin Yohanes