Pixel Codejatimnow.com

BMKG Banyuwangi: Selat Bali Juga Berpotensi Gelombang Tinggi

Editor : Arif Ardianto  
 Prakirawan BMKG, Ibnu Haryo menunjukkan layar monitor kecepatan angin
Prakirawan BMKG, Ibnu Haryo menunjukkan layar monitor kecepatan angin

jatimnow.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi menyebutkan kecepatan angin yang menyebabkan gelombang tinggi dikawasan laut selatan (kidul) Jawa hingga Selat Bali berpotensi hingga sepekan mendatang.

Prakirawan BMKG Banyuwangi, Ibnu Haryo mengatakan, tingginya gelombang laut selain di kawasan perairan selatan laut Jawa dan Selat Bali juga melanda beberapa wilayah perairan lainnya. Hal itu, dipicu adanya perbedaan tekanan udara di selatan dan utara ekuator yang selisihnya cukup tinggi.

Ekuator itu sendiri merupakan garis imajinasi yang digambar di tengah-tengah planet di antara dua kutub dan paralel terhadap poros rotasi planet.

Haryo menjelaskan, ketika matahari berada di utara ekuator menyebabkan pemanasan tinggi di wilayah utara ekuator menimbulkan tekanan rendah. Sedangkan di wilayah selatan ekuator tingkat kerapatan udara rendah, sehingga selisih yang cukup tinggi itu yang menyebabkan angin kencang.

"Otomatis itu menimbulkan gelombang tinggi di kawasan perairan selatan Jawa yang juga mempengaruhi sampai ke Selat Bali," beber Haryo, kepada jatimnow.com, Jumat (20/7/2018).

Baca juga:
Warga Pulau Bawean Terdampak Gempa Tuban Mengungsi di Dataran Tinggi

Yang perlu diwaspadai, kata Haryo, untuk di wilayah Selat Bali ketika ketinggian ombak berkisar antara 0,5-1,5 meter yang terjadi mulai pagi hingga sore hari.

Oleh karenanya, pihaknya mengimbau kepada nelayan yang berada di kawasan laut selatan untuk mengupdate informasi sebelum memutuskan untuk melaut. Kalau untuk di Selat Bali hingga saat ini masih terpantau normal.

Baca juga:
Penjelasan Pakar terkait Besarnya Guncangan Gempa Tuban

"Untuk saat ini kecepatan angin normal yang berkisar antara 4 sampai 10 knot. Namun potensi meningkatnya masih akan terjadi hingga sepekan kedepan," katanya.

Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Arif Ardianto