jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parwansa meninjau lokasi banjir di Gresik, Minggu (5/5/2019). Bersama Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, Khofifah mengunjungi Desa Pandu, Kecamatan Cerme dan Desa Cerme, Kedamean.
Saat meninjau lokasi terdampak, Gubernur Khofifah yang mengenakan baju putih itu langsung melihat lokasi dapur umum yang dibangun Dinas Sosial Provinsi Jatim. Bersama petugas Tagana, Gubernur Khofifah ikut menyiapkan makanan untuk warga yang terdampak banjir.
"Jadi yang perlu diperhatikan juga bagaimana untuk warga. Terutama yang nanti mau saur dan buka puasa," ujar Gubernur Khofifah.
Baca juga: Tim Pemeliharaan Banjir Kanal Lamongan Susuri Gorong-gorong Kali Dapur
Usai bertemu dan berdialog dengan ibu-ibu yang tergabung dalam Tagana, Gubernur Khofifah juga meninjau lokasi banjir yang berada di desa setempat. Dengan menggunakan kapal karet, Khofifah melihat rumah warga yang terendam banjir setinggi 60-70 cm.
Khofifah menegaskan, bahwa persoalan banjir yang menerjang sejumlah tempat di Gresik membutuhkan beberapa penanganan serius. Salah satunya, dengan melakukan normalisasi sungai sepanjang 10 kilometer dari Surabaya.
Langkah tersebut bisa dimulai dengan melakukan proses pengerukan yang harus dihitung secara tepat dan terukur. Karena, sedimentasi pada Kali Lamong terus meningkat, sehingga terjadi pendangkalan. Dan proses pengurukan terhadap sungai harus berseiring dengan daya tampung Kali Lamong sendiri.
"Hari ini yang terkonfirmasi daya tampung dari Kali Lamong sebesar 250 m3/detik," jelasnya.
Akan tetapi, sebut Gubernur Khofifah, ketika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi, maka daya tampung bisa mencapai 700 m3/detik.
"Maka, kedepan angka aman yang harus dimiliki untuk daya tampung pada Kali Lamong mencapai 1.000 m3/detik," ungkapnya.
Solusi lain, tambah Khofifah, yakni menyiapkan tanggul yang diberi pintu-pintu untuk bisa melakukan proses kanalisasi ketika ketinggian air mencapai ambang batas yang ditentukan.
Baca juga: 2 Jam Diguyur Hujan, Kota Kediri Terendam Banjir
"Jadi kita menyiapkan plan A, B hingga plan E untuk mencari solusi cara apakah lewat normalisasi hingga menyiapkan tanggul-tanggul di Kali Lamong," tegasnya.
Khofifah menyatakan, dalam waktu dekat ini akan melihat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jatim. Ia melihat, sungai-sungai di wilayah Gresik banyak menampung air banjir dari daerah Lamongan, Bojonegoro, Mojokerto dan Surabaya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini meminta agar segera melakukan konektifitas antara kabupaten/kota yang terlewati Kali Lamong. Langkah tersebut dilakukan untuk mengatasi persoalan sungai di Madiun dan Ngawi.
"Koneksitas antar kabupaten kota harus dilakukan. Semua harus duduk bersama. Sama seperti persoalan sungai di Madiun-Ngawi yang duduk bersama dengan DAS Brantas, BPWS, Dirjen Sumber Daya Air, Bina Marga hingga Kementrian PUPR," tegasnya.
Beri Santunan Korban Banjir
Sementara sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga berkesempatan menjenguk keluarga korban banjir, Putra Bhima Yudha, warga Dusun Pulo Rejo, Desa Pucung, Kecamatan Balongpanggang dan keluarga Saiful, korban meninggal warga Desa Kedungpring, Kecamatan Balungpanggang.
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Malang Luncurkan Pusdiklat Kebencanaan bidang Kesehatan
Kedatangan gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut disambut keluarga korban. Gubernur Khofifah memberikan santunan duka bagi keluarga korban sebesar Rp. 10 juta dan beberapa bantuan sembako bagi korban terdampak banjir.
Kepada keluarga yang ditinggalkan, Gubernur Khofifah menyampaikan belasungkawa dan ikut berdukacita.
"Saya ikut belasungkawa, semoga diberikan ketabahan," pesan Gubernur
Khofifah.
Bencana banjir yang menerjang beberapa kawasan di Kabupaten Gresik, diakibatkan jebolnya dua tanggul, yakni tanggul Kali Lamong di Desa Pandu, Kecamatan Cerm,e serta tanggul di Desa Cermen, Kedamean, Kabupaten Gresik.