jatimnow.com - Pabrik Gula (PG) Rejoso Manis Indo (RMI) di Rejoso, Binangun, Kabupaten Blitar mengaku kekurangan pasokan tebu. Petani tebu yang bekerja sama dengan RMI hanya bisa memasok 163.936 ton tebu di lahan 2.402 hektare.
Jumlah ini jauh dari kebutuhan giling yang dilakukan oleh pabrik tersebut. Setidaknya, untuk mencukupi produktifitas giling selama 150 hari, RMI membutuhkan 436.037 ton tebu.
"Luas tebu di Blitar ada 6.100 hektare. Yang sudah bermitra dengan kami adalah tebu bebas dengan luas 2.402 hektare. Kalau dihitung dengan target 6.000 Tone Cane Day (TCD) maka kami masih butuh 436.037 ton," ujar Direktur Operasional PT. RMI, I Gede Suwartika, Selasa (21/5/2019).
Baca juga: Ini Cara Anggota DPRD Agus Wicaksono Dorong Produktivitas Petani Lumajang
Ia menjelaskan, saat ini jumlah tebu yang dikirim ke luar Blitar mencapai 3.697 hektare. Tebu itu terbagi ke beberapa pabrik gula seperti di Malang, Kediri dan Tulungagung.
Sejumlah keuntungan telah disiapkan untuk memanjakan para petani memanen tebunya. Letak pabrik yang cukup dekat dengan petani membuat proses distribusi lebih cepat sehingga laba yang diterima juga akan semakin besar.
Baca juga: Hari Krida Pertanian 2024, Pemkab Jember Luncurkan J-Sultan
Selain itu, RMI juga menawarkan harga yang bersaing. Termasuk pembinaan kepada petani untuk meningkatkan kualitas tebu.
Gede berharap, berbagai tawaran yang dilakukan bisa membuat petani tebu menggilingkan tebunya ke RMI.
"Kami telah menggandeng bank nasional untuk membantu sistem pembayaran. Kami juga melakukan pembayaran sistem terbang putus untuk yang pembayarannya akan dilakukan setiap tujuh hari sejak tebu masuk melalui rekening petani," jelasnya.
Baca juga: Melihat Budi Daya Melon Berbasis IoT di Kediri: Petani Ringan, Rasa Buah Lebih Manis