jatimnow.com - Partai Gerindra terus bermanuver jelang Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya Tahun 2020. Terbaru, Gerindra menawarkan pasangan calon (paslon) tunggal ke PDI Perjuangan (PDIP).
Sekretaris DPC Partai Gerindra Surabaya AH Tony mengatakan, jika tawaran itu tidak direspon PDI Perjuangan, maka Gerindra bersama partai lainnya akan berkoalisi menghadapi Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya yang diusung PDI Perjuangan.
Tony juga menyebut bila Gerindra sudah melakukan komunikasi dengan partai lainnya. Tony bahkan punya wacana hanya ada satu pasangan calon dalam Pilwali Surabaya.
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
"Kami sudah membangun komunikasi, karena tidak menutup kemungkinan pemilihan kepala daerah ini ada peluang bisa mengusulkan satu pasangan calon saja. Siapa tahu semua partai menangkap itu harus ditempuh dipandang paling baik, ya mari kita lakukan, wong ini juga sah," terang Tony saat dihubungi jatimnow.com, Kamis (16/1/2020).
Tony menambahkan bahwa pilkada tetap sah digelar jika hanya satu pasangan calon saja. Dari hasil komunikasi dengan pengurus partai politik lainnya, secara pribadi ada yang menilai calon tunggal juga cocok. Sebab pada masa sekarang, Surabaya sudah adem.
"Kalau dari jawaban secara pribadi, melihat suatu opsi yang lumayan cocok. Tapi sebagai pendapat partai, hampir semua belum bisa memberikan jawaban karena di setiap partai memiliki mekanismenya masing-masing," tuturnya.
Usulan Pilwali Surabaya hanya diikuti satu pasangan calon juga akan ditawarkan ke PDI Perjuangan. Bila PDI Perjuangan bersedia, Gerindra akan menyambutnya dengan baik. Tapi jika PDI Perjuangan mengusung calonnya sendiri tanpa berkoalisi, Gerindra bersama koalisi partai siap menghadapinya.
"Kita sudah komunikasi 'tipis-tipis'. Kita tawarkan kepada PDIP, mungkinkan kita lakukan bersama-sama, kita musyawarahkan untuk memilih pasangan yang cocok. Tapi kalau dinggap kurang pas, berarti muncul pasangan lebih dari satu. Kalau memang demikian, berarti kontestasi secara lebih sehat. Dengan begitu, pasti partai harus berkeringat memenangkan pasangan yang diusungnya," tambah Tony.
Ditambahkan Tony, Gerindra hanya memiliki 5 kursi di parlemen, sehingga perlu koalisi untuk menghadapi PDI Perjuangan yang masih mungkin mengusung kadernya sendiri dalam Pilwali Surabaya 2020.
"Bukan semangat mengeroyok. Kita bersatu karena ada kesadaran bahwa tidak bisa berjalan sendiri. Cuma kok banyak sekali yang punya kesadaran, sehingga terhimpun dengan jumlah yang banyak," jelasnya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Ia menyadari Gerindra hanya memiliki 5 kursi di DPRD Surabaya. Sedangkan syarat minimalnya 10 kursi. Oleh karena itu, Gerindra menjalin komunikasi dengan semua partai politik lainnya.
"Hanya PDIP (punya 15 kursi) yang bisa memberangkatkan sendiri, sehingga partai lain punya kesadaran politik bahwa momen pilkada adalah momennya partai politik untuk ikut terlibat dalam kontestasi pilkada, ya mereka harus berkoalisi. Informasinya ada beberapa partai yang nampaknya berkenan untuk bisa gabung untuk bisa berkoalisi," sambung Tony.
Tony menerangkan, dalam menghadapi Pilwali Surabaya ini, Gerindra telah menjaring 18 nama. Setelah melalui proses administrasi, terjaring 14 nama. Setelah dilakukan scoring atau penilaian dengan menggunakan 8 variabel, ada 4 nama yang terjaring dan sudah dilakukan sesuai dengan penomoran. Urutan pertama adalah Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, kedua Gus Hans dan ketiga Haryanto serta keempat dr Gamal.
"Keempat nama calon walikota itu sudah diserahkan ke DPP. Sekarang menunggu hasil dari DPP," ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD Surabaya ini menyatakan, Pilwali Surabaya menjadi atensi bagi seluruh partai mulai dari tingkat DPC hingga pusat. Gerindra sudah melakukan komunikasi dengan partai lainnya, mulai dari tingkat kota hingga pusat.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
"Hampir semua partai melihat Pilwali Surabaya sangat serius. Sehingga pusat juga memberikan perhatian serius," ucapnya.
Dilanjutkan Tony, partai lainnya juga memiliki mekanisme masing-masing. Namun jika dilakukan penilaian, ia yakin bahwa tokoh-tokoh yang terjaring sebagai calon wali kota hasilnya sama seperti yang dilakukan Gerindra.
"Kalau masing-masing partai menggunakan scoring, kemungkinan nggak berbeda jauh hasilnya dengan Gerindra. Karena kita betul-betul menggunakan pola pendekatan rasional, pendekatan terukur dan objektif," paparnya.
Dilihat dari sinyal scoring, Machfud Arifin berpeluang menjadi Calon Wali Kota Surabaya yang diusung Gerindra. Namun Tony mengaku masih menunggu keputusan dari DPP Gerindra.
"Ya kita tunggu dari DPP. Mungkin dalam waktu satu atau dua minggu ini rekom dari DPP akan turun," tegasnya.