jatimnow.com - Rencana pengembangan kawasan Bromo Tengger Semeru (BTS), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan dialog di kawasan Pasir Berbisik Bromo, Sabtu (15/2/2020).
Gubernur Khofifah berdialog dengan para tokoh adat masyarakat Tengger, komunitas penyedia jeep, komunitas penyedia kuda, hingga sahabat gunung Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Dengan menunggangi kuda karena bertepatan dengan Wulan Kapitu dimana kendaraan bermotor dilarang masuk kawasan wisata Bromo, Khofifah berdialog guna menyerap aspirasi atas terbitnya Perpres No 80 Tahun 2019.
Baca juga: 4 Spot Wisata Populer di Bromo Ganti Nama, Berikut Daftarnya
"Wulan Kepitu ini suasana yang harmoni sekali, sekaligus menjadi pengingat bersama bahwa alam harus diberi ruang untuk recovery. Karena motor dan asap tidak boleh masuk ke area Pasir Berbisik Bromo, kita bisa menikmati kabut dan udara asli Bromo," kata Khofifah.
Sebagaimana tertuang dalam Perpres No 80 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan Jawa Timur, kawasan BTS menjadi salah satu kawasan prioritas pembangunan wisata di Jawa Timur. Wisata BTS digadang untuk menjadi wisata Bali baru di Indonesia.
Dialog dengan pemuka Suku Tengger dan masyarakatnya ini sudah digelar sejak semalam. Khofifah bersama Pemprov Jatim ingin agar dalam rencana pembangunan kawasan BTS, masyarakat juga dilibatkan dalam memberikan rekomendasi strategis.
"Untuk mendapatkan apa yang terbaik bagi masyarakat Tengger, supaya budayanya terjaga, alamnya terlindungi, dan masyarakat adat menjadi pemilik seputaran Bromo, tentu kita harus mendengar bagaimana masyarakat wilayah Tengger melihat pembangunan BTS ke depan, rekomendasi mereka ini menjadi masukan yang sangat strategis," ujarnya.
Ia menegaskan saat rapat dengan Kemenko dan berbagai kementerian saat roadshow Januari lalu, Pemprov Jawa Timur sudah menyampaikan jika pembangunan kawasan BTS melibatkan investor.
Baca juga: 7 Tempat Wisata Apik di Malang yang Wajib Dikunjungi
Pemprov Jatim menawarkan ada sistem obligasi daerah. Dengan begitu 4 kabupaten kota yang menjadi penguat BTS harus menjadi pemilik kawasan BTS.
"Jika ada proses pembangunan yang menarik investor kami menawarkan ads skema obligasi daerah. Kita ingin 4 daerah yang ada di seputaran BTS harus menjadi pemilik dari kawasan BTS," tegasnya.
Persiapan pembangunan fisik di kawasan wisata BTS akan dilakukan tahun 2021 mendatang. Sedangkan untuk tahun ini dikebut untuk penyusunan perencanaan detailnya.
Salah satu ikon yang akan dibangun di kawasan wisata BTS adalah pembangunan kereta gantung. Maka titik mana dan respon masyarakat terkait daya dukung alam dan lingkungan harus didengarkan secara komprehensif.
Baca juga: Kebakaran Lereng Gunung Batok Kawasan Bromo Dipastikan Sepenuhnya Padam
Petinggi Adat Tengger, Supoyo menyampaikan sejumlah rekomendasi masyarakat Tengger dalam rangka perencanaan pembangunan kawasan wisata BTS.
Poinnya, masyarakat Tengger ingin menjadi pelaku dan bukan sebagai hanya sebagai penonton.
"Untuk jeep dan motor masyarakat Tengger mengusulkan agar diusulkan dibuat track khusus lereng gunung. Jadi tidak masuk ke tengah pasir. Sementara pasir berbisik hanya untuk kuda. Ini untuk mengembalikan landscape pasir seperti dulu," kata Supoyo.
Tidak hanya itu, untuk kereta gantung mereka mengusulkan agar rutenya dibuat dari puncak B29 kemudian dilanjut ke B30 dan kemudian baru ke Bromo. Serta mereka juga mengusulkan agar SMK Pariwisata di Sukapura dikembangkan.