jatimnow.com - Untuk pertama kalinya di dunia, Wali Kota, Gubernur, dan pakar tata kota dari 10 kota di Asia Timur berkumpul di Surabaya menggelar pertemuan bertajuk Growing Up Urban Summit. Pertemuan ini, nantinya akan merumuskan cara menjadikan kota lebih aman dan lebih lestari bagi anak-anak.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan bahwa selama ini orang-orang di suatu kota kebanyakan berbicara tentang pembangunan infrastruktur maupun ekonomi. Menurutnya, sangat jarang sekali orang untuk berdiskusi tentang hak-hak atas anak.
Maka dari itu, dengan adanya pertemuan ini bertujuan untuk bagaimana merumuskan masa depan suatu bangsa. Karena, masa depan suatu bangsa ada keterkaitan kota dengan tumbuh kembangnya anak.
Baca juga: Intip Pertemuan Surabaya dengan Inggris: Ada Program Pelatihan ke Liverpoll Rek
"Melalui pertemuan ini, kami berharap dapat mendiskusikan berbagai persoalan yang dihadapi perkotaan dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman dan ramah untuk anak-anak,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika ditemui di Hotel JW Marriot, Senin, (07/05/2018).
Menurutnya, permasalahan suatu anak sifatnya sangat komplek. Misalnya, ketergantungan anak dengan orang tua, dan lingkungan sekitarnya pastinya sangat besar sekali.
Oleh karena itu, dengan adanya pertemuan ini diharapkan bisa berpengaruh bagaimana ke depan merumuskan suatu kota agar layak terhadap anak.
"Ini merupakan kesempatan yang langka bisa mengumpulkan wali kota dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman yang diharapkan bisa menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi satu sama lain di masa mendatang,” ujarnya.
Direktur Regional UNICEF se-asia pasifik Karin Hulshof mengatakan pertemuan yang didukung UNICEF ini meliputi diskusi dampak dari urbanisasi terhadap dua periode pertumbuhan anak.
Dan yang utama yaitu di masa awal dan remaja, serta cara-cara inovatif untuk memastikan kota ramah anak untuk semua, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan.
Melalui pertemuan ini, lanjutnya, para wali kota juga akan merancang visi untuk perencanaan kota yang memastikan perkotaan tumbuh dengan inklusif, serta bagaimana menyediakan peluang serta manfaat bagi setiap anak yang tinggal disana.
“Masa depan bagi ratusan anak di Asia Timur adalah kota besar. Kawasan ini sangat urban yang menjadi rumah bagi tujuh dari 10 kota terpadat di dunia,” kata Karin.
Baca juga: Pembangunan RS Surabaya Timur Capai 98 Persen
Dipilihnya Kota Surabaya sebagai tuan rumah pertemuan kota layak anak, Karin menegaskan melihat banyak program-program tentang kepedulian terhadap anak yang telah digagas oleh Wali Kota Risma.
Hal itulah yang membuat Kota Surabaya menjadi pilihan utama dijadikan pertemuan 10 negara yang tergabung dalam anggota UNICEF ini.
“Penunjukan Surabaya sebagai tuan rumah, karena melihat kota ini sangat pantas. Banyak sekali program-program di Surabaya yang berkaitan dengan anak,” jelasnya.
Sementara itu, Gunilla Olsson, Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia menuturkan Kota yang aman dan lestari juga pilar penting bagi Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) PBB.
Ini adalah sebuah seruan universal oleh pimpinan negara-negara di dunia pada 2015 untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet dan memastikan semua orang menikmati perdamaian dan kemakmuran.
Baca juga: Pembangunan Surabaya Waterfront Land, Eri Cahyadi Janji Pertahankan Lingkungan
“UNICEF juga berharap melalui pertemuan ini akan membantu antara satu dengan yang lain dan berbagi informasi saling sharing pengalaman dalam implementasi kota layakanak,” terangnya.
Tujuan 11 dari TPB adalah menjadikan kota inklusif, aman, berdaya lenting (resilient) dan lestari. Menuntut semua pemangku kepentingan untuk menjawab resiko-resiko perkotaan seperti polusi, kecelakaan lalu lintas, narkotika dan ketidak-terjangkauan dari layanan-layanan dasar kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial anak.
“Pertemuan ini menunjukkan dedikasi Ibu Risma untuk mewujudkan hak anak dan remaja di Surabaya, Indonesia dan seluruh dunia,” kata Gunilla.
Penulis/editor: Arif Ardianto