jatimnow.com - Bupati Jember dr Faida kembali mencalonkan pada Pilkada Serentak 2020. Namun kali ini Bupati Faida menempuh jalur perseorangan, tidak menggunakan partai seperti pada Pilkada 2015.
Dari penelusuran jatimnow.com, menemukan foto Bupati Faida sedang menghadiri Workshop DPP PDI Perjuangan di Jakarta pada 9 Juli 2018.
Dalam acara workshop DPP Perjuangan bertema 'Kaderisasi PDI Perjuangan Memenangkan Hati Rakyat', juga menghadirkan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dan Bupati Tulang Bawang Winarti.
Baca juga: Faida
Bupati Faida yang berkerudung merah tua itu duduk paling kiri.
Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari saat dikonfirmasi mengatakan akan mengeceknya.
"Saya cek dulu," jawab Sri Untari singkat, Kamis (9/3/2020).
Video Bupati Jember dr Faida bicara tentang mahalnya surat rekomendasi partai politik untuk pemilihan kepala daerah beredar hingga Kamis (3/9/2020).
Inilah isi video yang viral itu:
"Dan untuk itu saya pastikan, kalau dalam pilkada itu mencari rekom saja perlu uang bermiliar-miliar, sementara gajinya bupati semua orang tahu rata-rata Rp 6 juta, kalau toh ada insentif dan lain-lainnya, dengan biaya yang puluhan miliar itu, saya pastikan sulit untuk menjadi pemimpin yang tegak lurus," kata Bupati Faida.
"Apabila mengawali pencalonan di pilkada dengan cara-cara yang kurang terhormat, membeli kesempatan, membayar kepercayaan, itu bukan suatu awalan yang baik dan saya meyakini tidak akan mendapat ridho dari Allah SWT," tambah Bupati Faida.
Pernyataan itu disampaikan Bupati Faida saat menjadi panelis dalam acara webinar dengan topik perempuan sebagai kepala daerah dari Pendapa Wahyawibawagraha, Kabupaten Jember beberapa hari lalu.
Baca juga: Ketika Bupati Jember dr Faida di Kegiatan NasDem
Saat itu, Bupati Faida tampil bersama Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko.
Perlu diketahui dalam pilkada Jember tahun 2015, Faida bepasangan dengan Abdul Muqiet Arief diusung PDI Perjuangan, Partai NasDem, PAN, serta Partai Hanura.
"Saya sejatinya tidak merancang untuk maju secara independen, apalagi saya incumbent. Namun seperti biasa dinamika perebutan rekom, perjuangan untuk mendapatkan rekom, meskipun kita pernah berkontribusi kepada partai, kepada peningkatan suara, itu tidak otomatis lalu kita mendapatkan rekom kembali," terang Bupati Faida.
"Tetapi bagi saya, apapun yang penting kita tidak boleh berpisah dengan rakyat. Selama kita diingini rakyat, mendapat rekom atau tidak dari partai, kebersamaan itu akan menguatkan dalam pembangunan ke depan," kata Bupati Faida.
Ia melanjutkan, jika mendapatkan rekom pada pilkada 2015 tidak dikenakan biaya.
Baca juga: Reaksi Elit Parpol Soal Video Bupati Jember dr Faida
"Kalau pengalaman (pilkada Jember) 2015, saya mendapatkan rekom dari partai tanpa mahar, itu memang terjadi. Dan saya tidak membayar rekom tersebut, baik dari PDI Perjuangan maupun dari NasDem. Namun pada periode kedua ini belum ada rekom yang turun sampai hari ini di Kabupaten Jember,” kata Faida.
"Namun alhamdulillah (saya) bisa mendapatkan rekom rakyat dan berhasil lolos dari verifikasi faktual KPU. Dan alhamdulillah tidak ada satu suara pun yang kami beli dari rakyat. Karena kepercayaan rakyat ini yang membuat saya merasa layaklah berjuang pada lima tahun ke depan. Karena rakyat memberi kepercayaan," ungkap Bupati Faida.
Untuk pilkada tahun ini, Bupati Faida maju lagi, tapi melalui jalur independen atau perseorang berpasangan dengan Calon Wakil Bupati Dwi Arya Nugraha Oktavianto. Ia juga menyatakan telah memperoleh dukungan dari rakyat, melebihi syarat yang ditetapkan penyelenggara pemilu.
"Dari 121 ribu suara minimal yang dipersyaratkan dari KPU, dalam sepuluh hari, relawan kami berhasil mengumpulkan 250 ribu suara, dan kami hanya sempat memasukkan dalam Silon (Sistem Informasi Pencalonan) KPU (sebanyak) 180 ribu (dukungan)," ungkap Bupati Faida.
Faida memastikan tidak ada suara dukungan yang dibayar.
“Ini menunjukkan masyarakat Jember semakin dewasa dan semakin sehat dalam pilkada,” kata Bupati Faida.