jatimnow.com - Ratusan penumpang jurusan Surabaya nampak menumpuk di terminal keberangkatan Terminal Type A Seloaji Ponorogo, Rabu (20/6/2018).
Penumpukan penumpang ini diduga karena keterlambatan bus yang datang di Ponorogo, lantaran terjebak macet di jalan dari Surabaya menuju Ponorogo.
Ratusan penumpang pun langsung menyerbu bus yang datang dari Surabaya. Mereka tak menghiraukan satu badan yang harus terjepit karena berebut mendapat tempat duduk.
Baca juga: Puncak Arus Balik Nataru di Bandara Juanda Sidoarjo Diprediksi Terjadi Hari Ini
Karena kegesitannya ada yang bisa mendapatkan tempat duduk. Sehingga perjalanan ke Surabaya bisa nyaman. Namun ada yang tetap nekat berangkat walaupun tidak mendapatkan tempat duduk.
"Saya nunggu udah dua jam ini. Belum ada bus ke Surabaya. Walaupun ada, pasti berebutan dengan penumpang lain," beber Zainul Rohim, salah satu penumpang.
Sementara Kepala Terminal Type A Seloaji Ponorogo, Suyatno, mengatakan penumpukan penumpang ini bukan karena jumlah armadanya ini kurang. Melainkan karena bus yang terjebak macet di jalan.
"Busnya tidak kurang. Hanya saja ada yang terjebak macet di jalan dari Surabaya ke Ponorogo," urai Suyatno kepada jatimnow.com.
Baca juga: 36.138 Penumpang KA di Wilayah Daop 7 Madiun pada Arus Balik Tahun Baru 2025
Suyatno menjelaskan, tidak hanya dari arah Surabaya ke Ponorogo saja yang macet. Sebaliknya juga dari Ponorogo ke Surabaya juga macet.
Ia mengaku ada peningkatan penumpang di terminal tipe A Seloaji Ponorogo dari H+2. Antara pemudik dan yang ingin balik juga sama-sama banyak.
"Kemarin bisa disebut puncaknya. Dan nanti sampe nanti jelang masuk sekolah pada bulan Juli juga akan ada penumpang," katanya.
Selain dari Ponorogo, lanjut ia, penumpang juga berasal dari Madiun. Karena ada yang sengaja penumpang naik bus dari Madiun untuk mendapatkan kursi bus ke Surabaya.
Baca juga: Tol Fungsional Probowangi Dibuka untuk Arus Balik Libur Nataru hingga 5 Januari
"Jadi sengaja mereka dari Madiun ke Ponorogo. Kemudian tidak turun di terminal Ponorogo. Langsung dapat kursi bus," pungkasnya.
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Erwin Yohanes