Surabaya - Abon berbahan dasar daging tentu sudah lazim dijumpai, tapi bagaimana dengan abon dari kulit pisang? Inilah ide inovasi produk makanan yang ditawarkan tim Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Memiliki efek anti depresi, abon kulit pisang ini dikenalkan dalam berbagai rasa yang enak.
Ketua tim Fadhila Rosyidatul 'Arifah menerangkan bahwa timnya memilih kulit pisang sebagai bahan baku abon dikarenakan melihat banyaknya penumpukan sampah kulit pisang sisa industri makanan berbahan baku pisang.
Baca juga: Mahasiswa UMM Sulap Sampah Plastik jadi Kursi Ecobrick
"Kami melakukan seleksi terhadap kulit pisang yang akan digunakan sehingga memiliki nutrisi yang baik, masih segar dan layak diolah," jelas Fadhila, Kamis (12/5/2022).
Mahasiswa Departemen Teknik Material dan Metalurgi ini juga mengungkapkan alasan lain memilih kulit pisang sebagai bahan baku. Menurutnya, kulit pisang diketahui mengandung banyak nutrisi, salah satunya adalah serotonin.
"Kandungan yang disimpan dalam bentuk vitamin B6 ini sendiri mampu mengurangi efek depresi," ungkapnya.
Untuk menggaet target pasar yang lebih luas, tim yang menamakan usahanya S&S Abon ini menginovasikan abon kulit pisang dengan berbagai rasa. Adapun rasa yang tersedia yaitu coklat, red velvet, matcha, rumput laut, ayam, sapi dan ikan bakar.
Baca juga: Mecca Mate Karya Mahasiswa ITS, Solusi Kendala Jamaah Haji dan Umrah
"Dengan banyaknya rasa yang tersedia, S&S Abon diharapkan mampu bertahan dengan banyaknya selera konsumen," ujarnya.
Selain rasa, lanjut Fadhila, timnya juga memikirkan aspek pengemasan S&S Abon. Abon ini dikemas dengan kemasan ziplock berhias gambar maskot S&S Abon dengan warna yang menarik. Meski demikian, S&S Abon tetap memiliki harga yang relatif terjangkau, yaitu Rp 10 ribu untuk kemasan 100 gram.
Baca juga: Mahasiswa Unair Ikhlas Temukan Senyawa Obat Cegah Sel Kanker
Dalam rancangan pemasaran produk sendiri, tim ini berencana memanfaatkan media penjualan daring dan media sosial. Inovasi ini pun berhasil mengantarkan Fadhila dan dua rekannya, yaitu Intan Mey Setyaningrum dari Teknik Fisika dan Sri Irna Solihatun Ummah dari Departemen Matematika, menyabet medali perak dalam ajang Business Model Canvas Competition (BMCC) di Universitas Brawijaya, beberapa waktu lalu.
Ke depan, tim yang dibimbing oleh dosen Erna Septyaningrum tersebut berharap produk ini dapat diuji lebih lanjut dan dapat diedarkan ke pasaran.
"Harapannya, produk ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan dapat dipasarkan dalam skala nasional hingga internasional," tandasnya.