jatimnow.com — Kekayaan Indonesia akan kesuburan tanahnya tak perlu diragukan lagi, termasuk bahan baku obat-obatan tradisional pun melimpah ruah di tanah air, sehingga dapat meningkatkan perkembangan ilmu dan teknologi serta kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Hal itu membuat sembilan mahasiswa asing dari tujuh negara yang sedang menjalani pertukaran pelajar dan menjalani program PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Surabaya. Sembilan mahasiswa asing itu terdiri dari Ceko, Slovenia, Belanda, Mesir, Ghana, Bulgaria, dan Perancis.
Di Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya), sembilan mahasiswa asing ini dipelajari cara membuat jamu tradisional.
Baca juga: Dilantik Anggota DPRD Surabaya, Putra Blegur Prijanggono Ditunjuk jadi Ketua Fraksi Golkar
Saat belajar mengolah jamu, mereka sangat antusias. Hal itu terpancar dari wajah sembilan mahasiswa asing itu. Mengenakan jas laboratorium, mereka tanpa canggung ketika diajarkan untuk mengupas dan memotong kunyit yang merupakan bahan baku pembuat jamu kunyit asam.
Dalam proses pembuatan jamu kunyit asam itu, mereka diminta mengenali kunyit dan jahe kemudian dibersihkan dan dihaluskan. Setelah halus, jahe, kunyit, asam, gula jawa dan garam dimasukkan ke dalam air. Setelah mendidih, saring ampasnya dan jamu kunyit asam siap dihidangkan.
"Baunya strong sekali. Tapi saya suka, karena di sana tidak ada tumbuhan kunyit seperti ini," celetuk Eva Casalova, mahasiswa asal Ceko itu, Rabu (8/8/2018).
Mahasiswi berambut pirang itu juga mengakui sedikit kesulitan untuk membuat jamu, menurutnya proses membuat jamu yang diajarkan kepadanya juga baru pertama ia dapatkan selama kuliah.
"Ini pengalaman pertama saya untuk membuat jamu. Jadi, saya sangat antusias. Saya juga suka dengan aroma salah satu rempah yaitu jahe," ujarnya.
Usai membuat jamu, sembilan mahasiswa itu mencicipinya jamu hasil kreasinya. Marko Kocevar, mahasiswa asal University of Ljubljana, Slovenia juga mengungkapkan jika bisa mencari bahan rempah di negaranya. Makanya dia sangat tertarik untuk membuat jamu itu.
Baca juga: Ramadan Berkah, Ikatan Alumni Universitas Surabaya Berbagi di 7 Panti Asuhan
"Kata Dosen pembimbing, kunyit itu baik untuk liver, sedangkan gaya hidup saya yang suka minum alkohol dan itu bisa merusak liver, jadi menurut saya jamu kunyit ini cocok untuk saya minum. Meskipun rasanya agak aneh, tapi setelah meminum jamu, tubuh saya terasa lumayan segar," imbuh Marko.
Sementara itu, Lidya Karina, dosen pendamping dari Fakultas Farmasi Ubaya mengungkapkan kedatangan sembilan mahasiswa asing ke Ubaya itu sejak tanggal 22 Juli hingga 12 Agustus besok.
Dalam PKL-nya itu, mereka juga ditempatkan di apotek dan Rumah Sakit National Hospital Surabaya. Mereka juga diajari tentang jamu tradisional Indonesia beserta manfaat dan beragam jenisnya.
“Makanya kali ini kami mengajarkan mereka membuat jamu kunyit asam, karena jamu ini merupakan salah satu jamu tradisional di Indonesia yang relatif mudah prosesnya,” ungkapnya
Oleh karena itu, ia berharap dengan pengenalan jamu ini akan mengenalkan kekayaan dan budaya akan obat herbal. “Karena mahasiswa pertukaran budaya ini mahasiswa farmasi dari berbagai belahan dunia," pungkasnya.
Baca juga: Teknik Fotografi Lighting Penentu Laris Tidaknya Produk E-Commerce
Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Arif Ardianto