jatimnow.com - Partai Amanat Nasional (PAN) sukses menggelar simposium nasional dalam rangka peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU). Tidak tanggung-tanggung acara yang diselenggarakan di Hotel Sheraton, Surabaya pada Sabtu (18/2/2023) malam.
Dalam kegiatan itu terlihat Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) dan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) hadir bersama. Agenda tersebut dilaksanakan cukup meriah, secara politis, karena dihadiri para petinggi PAN, NU, hingga tokoh-tokoh Muhammadiyah.
Timbul pertanyaan, apa latar belakang PAN yang kental dengan Muhammadiyah ini ikut memperingati 100 tahun NU?
Baca juga: 23 Pasangan Bakal Calon Kepala Daerah di Jatim Terima B1KWK PAN
Ditemui usai acara, Wakil Ketua DPW PAN Jatim, Agung Supriyanto mengatakan, visi dan misi NU dalam peringatan 1 Abad NU di Sidoarjo kemarin cukup menggetarkan pihaknya di internal partai.
Ditambah, perjalanan yang telah ditempuh NU di usia yang ke-100 ini dirasa PAN telah memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan manusia di Indonesia.
"Sebagaimana yang disampaikan Gus Yahya, bahwa semangat NU dalam menyambut abad kedua dengan tagline menjaga persatuan umat dan persatuan kebangsaan sinkron dengan apa yang dilakukan PAN saat ini," kata Agung, sapaan akrabnya, Sabtu (18/2/2023) malam.
Agung menambahkan, visi dan misi NU cukup relevan jika harus dikerjasamakan dengan PAN. Salah satunya adalah menguatkan instrumen lain untuk membangun sinergitas dengan berbagai ormas lainnya.
"Komponen yang lain adalah NU," imbuh Agung.
Selama ini, lanjut Agung, Ketua DPW PAN Jatim Riski Sadig telah menjadi percontohan sukses sebagai ketua parpol yang bisa berkolaborasi antara Muhammadiyah dengan NU.
Baca juga: Terima B1KWK dari PAN, Gus Fawait Siap Bawa Perubahan Nyata di Jember
Sehingga, wajar jika Ketum PBNU Gus Yahya berkenan hadir dan memberikan gagasan kepada PAN, sebagaimana untuk mengurai polarisasi masa yang disebabkan oleh parpol.
"Gus Yahya sangat memberi respons atas gagasan ide besar PAN. Misalnya, di saat kondisi masyarakat yang saat ini terjadi polarisasi akibat gesekan sosial politik, menyatunya persepsi dan hati antara organisasj Islam Indonesia antara Muhammadiyah dan NU telah diinisiasi PAN. Saya pikir ini sebagai gagasan besar yang diharapkan semua pihak," jelas politisi dapil Bojonegoro-Tuban itu.
Lantas seberapa dekat PAN dengan NU?
Agung menerangkan, kedekatan antara PAN dengan NU sebetulnya telah terjalin lama. Itu terbukti dari aktifnya Ketua PAN Jatim yang rajin silatirahmi dengan beberapa ulama dan pesantren yang kental dengan kultur NU.
Baca juga: PAN Jatim Usung 6 Kader PDIP di Pilkada Serentak 2024
"Mas Riski ini sangat intens melakukan komunikasi, dan alhamdulillah silaturahmi ini berjalan dengan baik dan sangat lancar karena cita-cita NU dan PAN punya semangat yang sama, bagaimana bangsa Indonesia ini terhindar dari perpecahan," ia menjelaskan.
Ia juga berkomitmen, hubungan baik antara NU, PAN, dan Muhammadiyah ini akan terus dijaga, sesuai dengan tagline menjaga kerukunan umat dan keutuhan bangsa.
Sebelumnya, Gus Yahya telah menyebut tidak mengharamkan warga NU untuk memilih PAN. Gus Yahya, juga sempat melempar pujian kepada PAN sebagai partai, yang belakangan ini terlihat lebih terbuka dalam berpolitik. Bukan seperti sebelum-sebelumnya, yang kental dengan nuansa Muhammadiyahnya.
"Saya sebagai Ketua Umum PBNU mengatakan bahwa orang NU tidak haram mencoblos PAN. Tapi, PAN tetap sebagai Partai Amanat Nasional, bukan menjadi Partai NU," kata Gus Yahya.