Mengenal Komunitas Pecinta Reptil di Surabaya

Sabtu, 18 Agu 2018 11:43 WIB
Reporter :
Arry Saputra
Komunitas reptil Mblendez saat memamerkan hewannya

jatimnow.com - Bicara tentang hewan buas dan berbisa seperti ular dan jenis reptil yang mungkin kebanyakan orang takut mendengarnya. Bahkan enggan melihat dan memegangnya.

Paguyuban Reptile Mblendez Surabaya merupakan kumpulan para pecinta hewan reptile non appendix yaitu hewan yang tidak dilindungi dan bisa dipelihara oleh siapapun. Seperti ular, gecko, biawak, kura-kura dan jenis lainnya.

Ketua Paguyuban Reptile Mblendez Surabaya, Fitrah Hidayah menceritakan, awal mula berdirinya Paguyuban ini adalah dari sebuah komunitas yang ia ikuti di Surabaya. Namun mulai merenggang dan akibatnya ia memutuskan untuk berdiri sendiri dengan paguyubannya yang beranggotakan hanya dua orang saja.

"Awalnya ikut komunitas pecinta hewan reptil, entah kenapa lama-lama komunitasnya merenggang dan nggak ada kabar. Otomatis ada yang pensiun dan nggak keep hewan lagi, waktu itu saya masih keep iseng-iseng bikin logo dan membernya hanya dua orang saya dan kakak saya," tuturnya.

Ia melanjutkan nama Reptile Mblendez melambung tinggi akibat prestasi yang diikutinya setiap ada kontes hewan yang diadakan dimanapun. Kemudian dikenal banyak orang dan bertambah membernya, prestasi yang didapat pun juga banyak.

"Alhamdulillah juara kontes dimana aja, Jogja, Klaten, Madiun, Jakarta, Bandung juara 1 sampai 5. Kalau lomba gini cuman antar kota aja, pokoknya reptil mblendez ini selalu meramaikan acara. Apapun diikuti jadi menyambung silaturrahmi," lanjutnya.

"Saat ini membernya sekitar 15 orang, dalam Paguyuban ini semua hewan boleh bergabung, tentunya yang non appendix. Kalau hewan dilindungi tidak boleh, jadi aman buat warga sama BKSDA juga diperbolehkan," lanjutnya.

Selain lomba dan kontes Paguyuban Reptil Mblendez memiliki kegiatan lain berupa buka puasa bersama anak yatim, sosialisasi dan edukasi kepada para masyarakat awam yang belum mengenal hewan Reptil.

"Selain lomba dan kontes, kegiatan kami saat puasa ada bubker sama anak yatim piatu, pokoknya yang positif pasti kita lakukan. Biasanya kalau kumpul di bungkul, kita nggak show on kalau pingin kumpul ya kumpul, kalau enggak ya enggak. Kita ini bukan komunitas tapi paguyuban, kalau komunitas kan rutin tapi kita enggak," ujar Fitrah kepada jatimnow.com

Selain itu mengedukasi ke sekolah-sekolah dari TK dan SD untuk mengenalkan kepada para siswa tentang hewan yang berbisa dan tidak berbisa, serta cara penanganannya.

"Kami mengenalkan ke anak-anak TK dan SD tentang ular yang berbisa dan tidak berbisa, kita ajarkan bagaimana cara jika menemui ular, mana yang boleh di pegang dan tidak boleh," katanya.

Dalam setiap kegiatannya, Fitrah mengatakan dalam Paguyuban ini memiliki uang kas yang tidak membebankan bagi para anggotanya. Tidak ada unsur pemaksaan.

"Dalam reptile mblendez kita punya uang kas, tidak membebankan semua orang. Kalau ada donatur ya masuk ke paguyuban. kayak kemarin sama anak yatim itu ya pakai uang kas. Uang kasnya seikhlasnya.

Jika ingin bergabung, Fitrah menjelaskan cukup mudah karena didalam paguyuban ini tidak terikat. Tujuannya adalah untuk menyambung tali persaudaraan antar sesama pecinta hewan dan saling bertukar pengetahuan dan juga pengalaman.

"Pokoknya tidak ada unsur pemaksaan, kalau mau gabung gampang punya hewan atau enggak tidak masalah yang penting pingin belajar tentang hewan. Sosialisasi dan edukasi penting karena biar tau nama dan ciri-iri hewan itu sendiri," jelasnya.

Reporter: Arry Saputra
Editor: Arif Ardianto

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Surabaya

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler