jatimnow.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lamongan mengklaim nilai tukar petani (NTP) 2023 mengalami kenaikan sebesar 113.21.
NTP semester 1 ini juga dikabarkan lebih tinggi dari tahun 2022 lalu yang hanya 107.29. Kenaikan NTP ini dipicu oleh indeks yang diterima petani (It) lebih besar yakni 124.14 dari pada indeks.
Harga yang dibayar petani (lb) sebesar 109.68. Perhitungan NTP ini sendiri mencakup seluruh jenis komoditi pertanian diantaranya ialah subsektor tanaman pangan, tanaman holtikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. Angka NTP paling tinggi dialami oleh subsektor tanaman pangan sebesar 119.01.
Baca juga: Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya
"Indeks yang diterima petani mengalami kenaikan pada subsektor tanaman pangan. Adanya kenaikan terjadi pada gabah kering giling, gabah kering panen, gabah basah, dan jagung," tutur Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan, Moch. Wahyudi, Kamis (24/8/2023).
Diterangkan oleh Wahyudi kenaikan NTP pada subsektor tanaman pangan, khusunya beras juga dapat dilihat dari rata-rata harga beras pedagang eceran di Kabupaten Lamongan.
Baca juga: Hujan Angin Terjang Lamongan, Rumah hingga Pasar Rusak
Pada 18 Agustus 2023 terpantau harga beras premium ialah Rp15.529 ribu, beras medium seharga Rp10.963 ribu, dan harga beras termurah Rp9.850 ribu.
Sedangkan harga tingkat produsen atau petani pada 18 Agustus 2023 beras premium dijual dengan harga Rp11.200 ribu. beras medium dijual dengan harga Rp10.111 ribu, dan beras termurah dijual dengan harga Rp8.020 Ribu.
Baca juga: Pintu Air Kuro Lamongan Dibuka untuk Penuhi Kebutuhan Petambak
Mengingat pertanian menjadi kegiatan mayoritas di Kabupaten Lamongan, maka Pemkab Lamongan bakan terus melaksanakan kegiatan penyusunan NTP.
Karena NTP merupakan media pemantauan perkembangan harga-harga produksi pertanian, dan barang-barang konsumsi pertanian di Kabupaten Lamongan.