jatimnow.com - Kilas balik Agustus terbukti menjadi bulan yang menantang bagi pasar kripto. Hal ini ditandai dengan tren bearish yang membuat para investor tegang.
Namun, dengan September yang mulai menampakkan harapan bullish, diprediksi pada bulan Oktober nanti harapan akan tersebut akan tumbuh menjadi realita.
Berdasarkan data Bitcoin Monthly returns, sejauh ini ada kemungkinan pergerakan BTC pada September 2023 akan ditutup di atas 1% dan jauh dari angka minus seperti bulan Agustus lalu.
Baca juga: Bitcoin Potensi Cetak Rekor Baru di Tengah Sentimen Positif Pasar
Menjadi pertanyaan penting selanjutnya, akankah Bitcoin mengulangi sejarah dan pulih pada bulan Oktober?
Bitcoin (BTC) sendiri di pekan terakhir September ini tengah melanjutkan fase penurunan volatilitas bergerak di rentang harga US$ 26.000-US$ 26.500.
Meskipun demikian, terlepas dari tantangan-tantangan yang ada, Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menyatakan optimisme mengenai masa depan Bitcoin.
Fyqieh menjelaskan ada beberapa pandangan bullish untuk BTC, menekankan beberapa faktor yang dapat mendorong harga kripto tersebut lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang.
“Bitcoin sedang memasuki periode musiman yang positif. Selama tiga tahun terakhir, Oktober secara konsisten muncul sebagai bulan dengan kinerja terbaik bagi BTC, dengan musim positif ini sering kali meluas hingga kuartal pertama tahun berikutnya. Namun, perlu diketahui lanskap pasar kripto tahun ini menghadirkan serangkaian tantangan unik," kata Fyqieh.
Sentimen Bitcoin
Menurut Fyqieh, sebelum tahun 2022, Bitcoin tidak pernah berada di lingkungan di mana suku bunga bank sentral AS melebihi 2%.
Saat ini, suku bunga The Fed telah melampaui 5%, dan bank sentral di seluruh dunia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi, karena bergulat dengan tekanan inflasi.
"Lanskap suku bunga yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menimbulkan elemen ketidakpastian, menimbulkan pertanyaan tentang apakah siklus musiman tradisional Bitcoin akan bertahan atau apakah kripto ini akan menunjukkan arah yang berbeda," jelasnya.
Baca juga: 60 Persen Investor Kripto Indonesia adalah Generasi Muda
Salah satu titik fokus utama yang akan mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin pada bulan Oktober adalah keputusan regulator AS mengenai aplikasi BlackRock dan gergasi keuangan lainnya yang mengajukan peluncuran ETF (Exchange-Traded Fund) Bitcoin spot di Amerika Serikat.
Tanggal keputusan ini ditetapkan pada 17 Oktober, namun, sebagaimana yang telah terjadi sebelumnya, SEC (Securities and Exchange Commission) mungkin memutuskan untuk menunda tenggat waktu tersebut selama 45 hari lagi.
"Keputusan SEC akan memiliki dampak signifikan pada arah pergerakan Bitcoin. Jika ETF Bitcoin spot disetujui, ini dapat membuka pintu bagi investor institusional yang lebih besar untuk masuk ke pasar kripto. Namun, jika keputusan ditunda atau ditolak, hal ini bisa menyebabkan ketidakpastian tambahan di pasar," terang Fyqieh.
Bitcoin Diharapkan Tembus Rp453 Juta
Dari sisi analisis teknikal, Oktober menunjukkan bahwa Oktober adalah bulan yang positif untuk Bitcoin mengingat data historis. Saat ini, harga Bitcoin di atas US$ 26.000 atau sekitar Rp 403 juta adalah level yang penting.
Dalam jangka pendek Fyqieh menyatakan bahwa Bitcoin saat ini berada di zona penurunan, analis menyatakan bahwa BTC gagal melewati resistensi US$ 27.500 (Rp 426 juta).
Baca juga: Optimisme Tinggi Industri Kripto Indonesia Sambut Pemerintah Baru
“Setelah penurunan minggu lalu, BTC sedang berjuang untuk mempertahankan posisinya di atas level dukungan US$ 26.000. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh pasar yang tidak memiliki tren, kurangnya likuiditas, dan sikap apatis dari investor karena belum ada sentimen bullish kuat dalam jangka pendek," kata Fyqieh.
Namun, data historis menunjukkan bahwa bulan Oktober secara umum memberikan sinyal bullish untuk BTC. Fyqieh menyatakan optimisme akan kebangkitan Bitcoin seperti yang terjadi pada Oktober 2019, yang berpotensi menghasilkan kenaikan 10%.
Dia berpendapat bahwa pergerakan ke atas seperti itu dapat mendorong Bitcoin kembali ke level US$ 29.200 atau sekitar Rp 453 juta.
Sepanjang tahun, level resistensi US$ 30.000 (Rp 465 juta) telah menunjukkan ketahanannya, secara konsisten menggagalkan upaya Bitcoin untuk mencapai tingkat harga yang lebih tinggi.
Tantangan ini diperparah dengan pengamatan bahwa September secara historis merupakan bulan yang buruk bagi Bitcoin.
"Dalam konteks semua tantangan ini, para investor Bitcoin akan berharap bahwa sejarah reli Bitcoin di bulan Oktober akan berlanjut. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa pasar kripto selalu penuh dengan ketidakpastian dan volatilitas, sehingga penting bagi para investor untuk melakukan riset yang cermat dan berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi mereka," tutup Fyqieh.