jatimnow.com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono dikukuhkan sebagai Warga Kehormatan Masyarakat Suku Tengger pada Resepsi Yadnya Kasada 1946 Saka di Amphitheater Terminal Wisata Seruni Point, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Pengukuhan sebagai Warga Kehormatan Suku Tengger ini ditandai dengan penyematan selendang kuning kepada Pj Gubernur Adhy oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PDHI) Bambang Suprato.
Tokoh Masyarakat Tengger, Supoyo menyampaikan apresiasinya atas dukungan pemerintah selama ini kepada masyarakat sekitar. Seperti dukungan pembangunan rest area di sekitar Bromo dan juga wisata Jembatan Kaca.
Baca juga: Besaran APBD Jatim 2025, Pendidikan dan Kesehatan jadi Prioritas
"Kami berterimakasih kepada pemerintah baik kota, kabupaten dan provinsi yang ikut mendukung suksesnya kegiatan dan pembangunan kemasyarakatan selama ini. Maka sepatutnya mereka kita kukuhkan sebagai Warga Kehormatan Sesepuh Masyarakat Tengger," kata Supoyo, dalam siaran resminya, Sabtu (22/6/2024).
Ia mendoakan kepada para pejabat yang ia beri tanda kehormatan bisa semakin bertanggungjawab dalam mengemban tugas dan amanahnya.
"Ini adalah predikat yang luar biasa. Dan pertama kalinya dalam sejarah, kita adakan pengukuhan di Rest Area Seruni. Mudah-mudahan semua yang dikukuhkan ini semakin sukses dan karirnya semakin meningkat," tambahnya.
Sementara Pj Gubernur Adhy sangat mengapresiasi pengukuhan yang diberikan kepada dirinya. Ia merasa bangga sekaligus menyampaikan terima kasih kepada pemangku adat Suku Tengger.
"Secara pribadi, saya sungguh merasa terhormat dan bangga sekaligus berterima kasih sebesar-besarnya kepada para pemangku adat khususnya sesepuh Tengger karena saya mendapatkan apresiasi untuk dikukuhkan sebagai warga kehormatan," ujar Adhy.
Menurut Adhy, pengukuhan warga kehormatan ini bermakna sangat dalam. Salah satunya adalah komitmen pemerintah Jatim dalam memberikan kesetaraan perlakuan serta kemajuan bagi masyarakat Suku Tengger.
"Hati dan pikiran akan kami sumbangkan untuk kepentingan masyarakat Tengger. Kami dengar persoalan di sini adalah air. Mohon Kepala Bappeda Jatim segera merencanakan untuk mengatasinya, karena air adalah sumber kehidupan," katanya.
Baca juga: 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Asal Jatim: Ada Bahasa Madura - Ampo Tuban
Adhy juga menyampaikan bahwa pemerintah akan terus berkolaborasi bersama masyarakat adat dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan serta kearifan lokal.
"Suku Tengger memiliki adat istiadat, kearifan, dan keguyuban yang luar biasa. Oleh karenanya mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kami berkomitmen dan memastikan bahwa kekayaan kebudayaan ini tidak hanya dilestarikan tapi juga dijaga dan dirawat dengan baik," ungkapnya.
Berkaitan dengan perayaan Yadnya Kasada, Adhy mengatakan bahwa hal tersebut selain menjadi praktik pluralisme yang baik, juga bisa menjadi pilar harmonisasi kehidupan masyarakat.
"Ini adalah bukti kerukunan umat beragama. Sekaligus menjadi modal untuk membangun dan menyejahterakan seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat Tengger," katanya.
Tidak hanya itu, dengan adanya perayaan Yadnya ini dapat menjadi bagian dari peningkatan pariwisata di Bumi Majapahit.
Baca juga: Pj Gubernur Jatim Adhy: Siapa Bilang Guru Tidak Keren
"Karena perayaan tahun ini adalah yang pertama kali dilakukan di rest area Seruni Point. Sehingga dapat menjadi momen untuk menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara" katanya.
"Sehingga pada akhirnya kita akan memperoleh pendapatan daerah yang akan dipergunakan untuk kesejahtraan masyarakat Tengger itu sendiri," tambah Adhy.
Kepada wusatawan, ia juga berpesan agar masyarakat khususnya para wisatawan dapat menghormati pelaksanaan upacara adat Yadnya Kasada 1946 Saka. Karena dengan saling menghormati sama halnya merawat persatuan dalam berbangsa dan bernegara.
"Bagi masyarakat khususnya wisatawan, kami mengimbau untuk memberikan penghormatan setinggi-tingginya. Karena itu merupakan wujud upaya nyata menjaga persaudaraan, kerukunan dan persatuan bangsa," ucapnya.