jatimnow.com - Kabar grup Gerakan Gay Ponorogo memang telah membuat gaduh di media sosial (medsos) dan masyarakat. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ponorogo pun mereaksi.
Ketua MUI Ponorogo, M. Rusdi Anshor menegaskan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender atau LGBT sudah jelas dilarang.
"Saya prihatin. Apalagi sudah ada di Ponorogo. Karena gay bagian dari LGBT. Dan itu bertentangan dengan etika, moral dan agama," kata Rusdhi kepada jatimnow.com, Sabtu (13/10/2018).
Baca juga: Pemotor Arogan Penantang Duel Perwira Polisi di Kediri Dievakuasi Satpol PP, Ternyata…
MUI menyayangkan jika betul banyak warga Ponorogo sudah terjerumus. Ia mengimbau untuk para pelaku secepatnya menyudahi dan kembali ke kehidupan normal.
"Ya kalau bisa berhenti saja. Kembali ke jalan yang benar. Jangan diteruskan," ujarnya.
Ia juga meminta untuk pihak kepolisian turun tangan. Karena jika diteruskan, menurutnya akan menimbulkan efek yang tidak baik.
Baca juga: Pemotor Arogan Tantang Duel Perwira Polisi di Kediri, Ngaku Anak Letkol
"Polisi saya harap segera turun tangan. Begitu pula pihak Pemkab Ponorogo untuk segera meluruskan," katanya
Mengingat, lanjut ia, Ponorogo terkenal dengan jargon kota santri. "Masa kota santri ada gay-nya?" katanya.
Ia juga mengingatkan kepada para orangtua untuk mengawasi perilaku dan pergaulan anak-anaknya.
Baca juga: Viral Peternak Sapi Perah Buang Susu, Pakar UM Surabaya: Kelemahan Sistemik
Jika dilihat dari segi agama, perbuatan menyimpang seperti gay bisa mendatangkan musibah besar bagi suatu daerah. Gay juga dapat menimbulkan berbagai penyakit mematikan, salah satunya HIV AIDS.
"Kalau melihat firman Allah SWT, akan melaknat, bahkan akan menghancurkan kelompok gay itu," pungkasnya