Pixel Code jatimnow.com

Risma Ingin Kota Surabaya Menjadi Kota Kupu-kupu

Pemerintahan Rabu, 12 Des 2018 10:48 WIB
Keindahan bunga Tabebuya membuat warga Surabaya menjadikan swafoto.
Keindahan bunga Tabebuya membuat warga Surabaya menjadikan swafoto.

jatimnow.com - Pencanangan penanaman berbagai macam pohon oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam jumlah banyak tak lepas dari salah satu upaya menjadikan Kota Pahlawan sebagai kota kupu-kupu.

"Nanti suatu saat Surabaya akan jadi kota kupu-kupu karena kita tanami yang berbunga semua. Mulai dari Tabebuya dan sekarang telah ditanam Sakura betulan serta Jagaranda," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Rabu (12/12/2018).

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya tersebut menambahkan, bahwa saat ini Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau dalam proses menanam pohon berbunga lain yakni Sakura dan Jagaranda di sepanjang jalanan kota Pahlawan.

Menurutnya, kota Surabaya sendiri beberapa saat lalu menjadi kota yang sangat indah dengan mekarnya bunga Tabebuya di sepanjang jalan. Hal tersebut membuat warga Surabaya berbondong-bondong melakukan swafoto berlatarkan pohon tersebut.

"Ini kita tanam sakura betulan dan jagaranda. Nanti di beberapa tempat aku tanam. Nanti ungu semua warnanya," ungkapnya.

Penanaman pohon ini kata kata Risma, telah dilakukan pada tahun lalu. Namun membutuhkan waktu dua tahun hingga pohon-pohon tersebut berbunga, sementara untuk tanaman jagaranda masih dalam tahap penanaman.

"Sudah banyak Sakuranya tapi memang belum berbunga. Mudah-mudahan setahun lagi. Nanti aku ajak ngomong mereka biar berbunga," jelas Risma diikuti gelak tawa.

Penanaman berbagai macam pohon yang nantinya tersebar di penjuru kota dilakukan agar terjadi diversifikasi taman di Kota Surabaya. Sehingga kupu-kupu yang bermunculan juga berbagai macam jenis.

"Aku juga gak tahu ini kenapa gak keluar tahun ini padahal tahun lalu keluar banyak sekali. Jadi kalau bunga-bunga tertentu warnanya kuning, kadang oranye, ada juga ungu. Itu akan terjadi karena dia ulatnya beda-beda. Kalau satu jenis, ulatnya sejenis," jelas Risma.