Pixel Code jatimnow.com

Rencana Relokasi, Pedagang Pasar Legi Blitar Resah

Pemerintahan Rabu, 28 Mar 2018 15:51 WIB
Pedagang sandal Pasar Legi Blitar.
Pedagang sandal Pasar Legi Blitar.

jatimnow.com - Rencana Perbaikan Pasar Legi yang hancur akibat amukan si jago merah pada 2016 lalu hingga kini masih belum jelas.

Pasalnya anggaran dana bantuan dari Kementrian Perdagangan untuk perbaikan pasar sebesar 50 miliyar, belum diketahui kapan bisa diterima oleh Pemkot Blitar.

Para pedagang juga meminta pemerintah untuk secepatnya bertindak terkait masalah renovasi termasuk relokasi.

Sejumlah pedagang meminta pemindahan dilakukan setelah hari raya Idul Fitri.

"Kalau bisa mending setelah lebaran saja mas. Soalnya penjualan pas masuk bulan puasa itu lagi rame. Apalagi kalau mau masuk lebaran," kata Cholik (35) seorang pedagang asal Gogodeso Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar Rabu (28/03/2018).

Informasi terkait rencana relokasi para pedagang pasar legi sebenarnya sudah sejak Maret ini. Namun nyatanya para pedagang hingga kini masih belum menerima surat edaran resmi dari pemerintah soal wacana relokasi.

"Relokasi kalau dekat gitu gak masalah. Tapi kalau jauh gimana nanti pembelinya?. Kita harus cari pelanggan lagi, pelanggan juga nyari kita lagi. Artinya kita harus mulai dari awal lagi," tutur Pria anak satu tersebut.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Iptiyah (49) seorang pedagang alat rumah tangga tersebut meminta relokasi juga tak dilakukan jauh dari pasar legi.

Menurutnya, bila lokasi terlalu jauh akan menjauhkannya dari para pembeli.

"Kalau terlalu jauh, kami kalang kabut nyari pelanggan lagi. Mending yang dekat aja," kata dia.

Sebelumnya, Pemkot Blitar sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 635 juta dan tempat untuk merelokasi para pedagang Pasar Legi.

Rencananya para pedagang akan dipindahkan di jalan raya sebelah timur Stadion Supriyadi.

Pasar Legi diketahui terbakar pada tahun 2016 lalu dan hingga kini belum dilakukan perbaikan karena besarnya anggaran yang dibutuhkan.

Sedikitnya pemerintah telah mengajukan perbaikan ke Kementrian Perdagangan sebesar 80 miliyar, namun kabarnya hanya 50 miliyar yang setujui, hanya saja hingga kini bantuan itu belum diterima.

Reporter: CF Glorian
Editor: Arif Ardianto