Miris, 41 HP Milik Pelajar di Situbondo Berisi Konten Porno
Back To School Kamis, 08 Agu 2019 12:55 WIBjatimnow.com - Antisipasi konten pronografi dan kekerasan seksual dikalangan pelajar, Polres Situbondo menggelar razia handphone (HP) di beberapa sekolah SMA dan SMK, Kamis (8/8/2019).
Dari hasil razia ini, ditemukan 41 handphone milik siswa SMA/SMK di Kabupaten Situbondo berisi konten yang berbau pornografi dan pernah mengakses situs-situs porno.
Kapolres Situbondo, AKBP Awan Hariono mengatakan kegiatan razia ini dibagi menjadi 2 tim gabungan. Dari unsur kepolisian, Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo yang dipimpin oleh Kasat Sabhara dan Kasat Binmas.
Tim gabungan ini untuk memudahkan petugas melakukan pemeriksaan secara teliti terhadap HP milik siswa. Selain, memeriksa konten porno juga mencari video-video yang berbau kekerasan.
"Dari hasil razia di 2 sekolah, ditemukan 41 handphone milik siswa yang berisikan konten pornografi berupa foto-foto maupun video dan juga history (riwayat) situs-situs yang berisikan konten pornografi," katanya.
Menurutnya, razia yang digelar itu bersifat pencegahan keterlibatan siswa dalam kasus pornografi maupun tindak pidana kekerasan.
Bagi siswa yang kedapatan menyimpan konten porno di dalam Hpnya atau pernah mengakses situs pornografi diserahkan kepada pihak sekolah untuk dilakukan pembinaan dan konseling.
Selain razia, Humas Polres Situbondo juga memberikan pembekalan terkait penggunaan media sosial. Harapannya, siswa-siswi SMA/SMK dapat selektif dan berhati-hati terhadap konten-konten yang berbau pornogrofi dan kekerasan serta melanggar Undang-undang ITE.
"Kegiatan ini sebagai langkah antisipasi dan pencegahan kekerasan seksual dan edukasi terkait bahaya konten pornografi," tegasnya.
Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari pihak sekolah yang dinilai sebagai tindakan positif sebagai langkah antisipasi.
Sebab, selain merazia HP siswa petugas juga mengedukasi para pelajar supaya waspada terhadap perilaku kejahatan dan kekerasan seksual.
"Razia HP itu difokuskan pada pelajar, karena para pelajar di tingkatan itu dinilai mudah terpengaruh dan rentan pada perilaku coba-coba," sebutnya.