Pixel Code jatimnow.com

Jatim Butuh 30 Ribu Ekor Sapi Perah untuk Wujudkan Swasembada Susu

Pemerintahan Jumat, 06 Des 2019 09:23 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat melakukan kunjungan kerja ke peternakan sapi perah PT. Greenfields Indonesia, di Malang
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat melakukan kunjungan kerja ke peternakan sapi perah PT. Greenfields Indonesia, di Malang

jatimnow.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur mengejar target swasembada susu pada tahun 2029. Untuk mengejar target tersebut, Pemprov Jatim terus melakukan perluasan budidaya sapi perah di sejumlah wilayah.

"Kebutuhan susu nasional kita 80 persennya masih impor. Termasuk di Jatim juga masih impor sekitar 217 ribu ton. Oleh sebab itu, kita harus memaksimalkan titik-titik yang memungkinkan untuk budidaya sapi perah," ungkap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai melakukan kunjungan kerja di PT. Greenfields Indonesia, Malang, Kamis (5/12/2019).

Dalam kunjungan kerja tersebut, Gubernur Khofifah didampingi Bupati Malang Sanusi, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Prov Jatim Wahid Wahyudi serta beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jatim.

Gubernur Khofifah menjelaskan, untuk mencapai target tersebut, sedikitnya dibutuhkan sekitar 30 ribu ekor sapi baru dengan kapasitas produksi susu perekor minimal 20 liter per hari. Jika kebutuhan itu terpenuhi, maka Jatim bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, bahkan mensupport kebutuhan industri susu di provinsi lain.

"Kita sangat berharap para pengusaha termasuk Greenfields bisa terus berinvestasi dan memperluas peternakan sapi perah di Jatim. Bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan industri susu di Jatim, tapi juga se Indonesia," terangnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat kunjungan kerja ke PT. Greenfields Indonesia di MalangGubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat kunjungan kerja ke PT. Greenfields Indonesia di Malang

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menambahkan, Pemprov Jatim baru saja melakukan misi dagang ke Provinsi Kaltim yang merupakan calon ibukota negara Indonesia. Lewat misi dagang tersebut diketahui, bahwa sebagian besar kebutuhannya adalah makanan dan minuman termasuk susu di dalamnya. Di mana, hampir 80 persen kebutuhan logistiknya disuplai dari Jatim.

"Kita optimis ketika secara bertahap proses pembangunan ibukota negara mulai dilaksanakan di Kaltim, pasti kebutuhan logistik termasuk makanan dan minuman akan meningkat tajam kebutuhan suplainya dari Jatim. Tak terkecuali kebutuhan akan susu dan ini merupakan peluang besar untuk Jatim. Jangan disia-siakan," tambah Gubernur Khofifah.

Ia menyampaikan, berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut sesuai amanat Presiden Jokowi untuk mengurangi impor dan mendorong ekpsor. Salah satunya seperti yang dilakukan PT. Greenfields Indonesia yang mampu mengekspor ke beberapa negara di Asean. Di antaranya Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam dan Singapura. Bahkan, di Hongkong susu yang diekspor mampu memenuhi kebutuhan hingga 20 persen.

"Di negeri ini kita masih membutuhkan penguatan untuk mencapai swasembada susu. Karenanya mari kita sama-sama menguatkan ekspor dan mengurangi impor. Untuk itu, kami akan terus mendorong maksimalisasi ekspor bagi semua dunia usaha dunia industri di Jatim," tegasnya.

Selama kunjungan, Gubernur Khofifah juga menyempatkan melihat seluruh proses produksi susu, mulai dari pembibitan sapi perah unggul, proses pemerahan otomatis tanpa sentuhan tangan, pasteurisasi serta proses pengemasan otomatis.

Peternakan sapi perah Greenfields ini sendiri menerapkan integrated farming yang standarnya setara dengan peternakan sapi perah di negara maju.

Sementara itu, Direktur Diary Farm PT. Greenfields Indonesia Drh. Heru Prabowo menyebut bahwa Greenfields telah mampu memproduksi susu segar sebanyak 225 ton susu segar per hari. Dengan jumlah sapi mencapai 15 ribu ekor. Serta, setiap harinya, seekor sapi mampu memproduksi hingga 34 liter susu segar dan minimal 20 liter per hari.

"Di Greenfields, kami terus-menerus menerapkan kontrol yang sangat ketat untuk memastikan kualitas susu kami. Semua susu putih kami bebas dari zat aditif, pengawet, antibiotik serta hormon," tandas Heru.