Tes Psikologi Mulai Diterapkan, Pemohon SIM di Gresik Membludak
Patroli Senin, 16 Des 2019 14:16 WIBjatimnow.com - Satlantas Gresik mulai menerapkan tes psikologi bagi para pemohon Surat Izin Mengemudi (SIM) baru dan perpanjangan, Senin (16/12/2019). Tes psikologi ini untuk melengkapi tes kesehatan yang sudah lebih dulu diterapkan.
"Tes psikologi ini sebagai upaya kami untuk menekan angka kecelakaan. Karena itu, tes ini sangat penting dan merupakan amanah undang-undang," ujar Kasatlantas Polres Gresik, AKP Erika Purwana Putra Erika.
Erika menambahkan, tes psikologi itu sesuai dengan Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) serta Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 9 tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi.
Dalam tes ini, para pemohon SIM dites oleh sebuah lembaga psikologi Musa Perkasa Berjaya Konsultan Psikologi (MPBKP) yang telah menjalin kerjasama (MoU) dengan Polda Jatim.
"Perlunya tes kesehatan rohani untuk mengetahui kemampuan konsentrasi, kecermatan, pengendalian diri, kemampuan penyesuaian diri, stabiltas emosi dan ketahanan kerja para pemohon SIM," terang Petugas MPBKP, Dewi Nur Mayasari, yang menangani tes psikologi di Satlantas Polres Gresik.
Terkait biaya tes psikologi, untuk hari ini hingga 23 Desember 2019, pemohon masih belum dikenakan biaya.
"Setelah tanggal itu, para pemohon SIM baik yang pengajuan baru atau perpanjangan akan dikenakan biaya Rp 50 ribu," tambah Aiptu Jailani, petugas pelayanan SIM Satlantas Polres Gresik.
Jailani juga menjelaskan, membludaknya pemohon SIM di lokasi tes psikologi di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo 22 Gresik atau sebelah timur Koramil Kebomas itu akibat para pemohon kurang memperhatikan arahan.
"Dari pagi saya sudah menunggu para pemohon SIM di Kantor Satlantas. Dengan menggunakan mikrofon saya mengimbau mereka agar yang belum melakukan tes kesehatan jasmani bisa diurus lebih dulu di Satlantas. Tapi pada kenyataannya, mereka semua mengurus tes psikologi lebih dulu, akibatnya antrean di tempat tes psikologi menumpuk," papar Jailani.