Pilwali Surabaya
Machfud Arifin Ingin Bangun Ikonik Kota Pahlawan di Surabaya
Politik Kamis, 04 Jun 2020 23:28 WIBjatimnow.com - Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin mempunyai angan-angan membuat ikonik Surabaya sebagai Kota Pahlawan.
Hal itu disampaikan Machfud Arifin di sela silaturahmi dengan para veteran dan pengurus Dewan Harian Daerah (DHD) 45 Jawa Timur di Surabaya, Kamis (4/6/2020).
"Surabaya dibilang Kota Pahlawan. Tapi orang masuk ke sini nggak ada ikonik yang menunjukkan bahwa Surabaya sebagai Kota Pahlawan," ujar Machfud Arifin.
Mantan Kapolda Jatim menerangkan, Surabaya menjadi satu-satunnya daerah di Indonesia yang dijuluki sebagai Kota Pahlawan. Namun, tidak ada ikon yang menunjukkan itu.
"Surabaya harus punya ikonik sebagai Kota Pahlawan. Satu-satunya Kota Pahlawan yang ada di Indonesia kan Surabaya," ungkapnya.
Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin saat bersilaturahmi bersama para veteran dan pengurus Dewan Harian Daerah 45 Jatim
"Ikon Kota Pahlawan bukan hanya sekedar Tugu Pahlawan, yang sekarang nilai historisnya tertutup tembok-tembok," tambahnya.
Machfud Arifin berharap warga Surabaya bangga menjadi arek Suroboyo yang dikenal terbuka apa adanya dan heroik.
"Ke depan, tentunya kita harus berpikir bagaimana membuat ikonik Surabaya Kota Pahlawan. Nilai-nilai heroik dan keterbukaan orang Surabaya harus nampak," terangnya.
Calon wali kota Surabaya yang diusung koalisi partai PKB, PAN, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem dan Partai Golkar berharap ada ikonik sebagai Kota Pahlawan dan bisa menjadi destinasi wisata.
"Orang masuk ke Surabaya sudah kelihatan ini Kota Pahlawan," jelasnya.
Pertemuan dengan veteran dan pengurus DHD 45 Jatim selain silaturrahmi juga membicarakan pencalonan Machfud Arifin serta pembangunan Kota Surabaya ke depan, baik secara fisik serta pembangunan mental manusianya.
Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin saat bersilaturahmi bersama para veteran dan pengurus Dewan Harian Daerah 45 Jatim
"Jangan pembangunan secara fisik dibiarkan begitu saja. Partisipasi dari penduduk dan rakyatnya tidak ada. Itu yang selama ini kita melihat," ungkap Ketua DHD 45 Jatim, Mustahid Astari.
"Kita melihat indahnya bunga-bunga di tepi jalan, tapi di balik itu ada rakyat yang masih kumuh, ada rakyat yang memiliki rumah 1,5 x 4 meter, itu kan ironis banget," tambahnya.
Ia menambahkan, menjadi wali kota harus memiliki jangkauan ke depan lebih jauh untuk membawa kotanya lebih maju, lebih baik lagi.
"Jadi seorang wali kota dia harus mempunyai jangkau ke depan yang lebih jauh, mau diapakan Kota Surabaya ini. Karena membangun arek-arek ini susah-susah gampang," jelasnya.
Mustahid berharap wali kota ke depan dapat bersinergi dengan elemen masyarakat termasuk dengan para veteran. Katanya, selama ini DHD 45 Jatim tidak mendapatkan perhatian dari Pemkot Surabaya.
"Permintaan kita sudah pernah ajukan, respon tidak pernah ada. Mudah-mudahan ini titik awal dari pembaharuan," harapnya.