Pixel Code jatimnow.com

Pandemi Covid-19

Melihat Kesiapan Pesantren Tangguh di Jatim Sambut New Normal

Peristiwa Rabu, 10 Jun 2020 20:07 WIB
Gubernur Khofifah, Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya saat mengunjungi Ponpes Lirboyo yang menjadi Pesantren Tangguh (Foto: Istimewa)
Gubernur Khofifah, Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya saat mengunjungi Ponpes Lirboyo yang menjadi Pesantren Tangguh (Foto: Istimewa)

jatimnow.com - Jelang kembalinya para santri ke pondok pesantren, Jawa Timur terus menyiapkan Pesantren Tangguh untuk menghadapi era new normal atau normal baru di tengah Pandemi Covid-19.

Saat ini sudah cukup banyak pesantren di kabupaten atau kota di Jatim yang sudah disiapkan sebagai Pesantren Tangguh oleh TNI-Polri serta pemerintah provinsi.

Pesantren yang sudah mempersiapkan untuk menghadapi new normal yaitu Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Kediri, Ponpes Al Falah Ploso Kediri, Ponpes Darussalam Gontor dan Ponpes Darul Ulum Garsempal Omben Sampang.

Kemudian Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang serta Ponpes Al Falah Jeblog, Talun, Blitar.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, peran dan inisiatif dari pondok pesantren menjadi penentu percepatan berdirinya Pesantren Tangguh ini.

Ponpes-ponpes tersebut telah menyiapkan kondisi pesantrennya aman dari penyebaran Covid-19. Mulai dari kebersihan, layanan kesehatan, penerapan protokol kesehatan hingga protokol kegiatan belajar mengajar di pesantren selama masa pandemi.

Gubernur Khofifah menambahkan, 21 persen total pesantren di Indonesia ada di Jawa Timur. Bahkan satu pesantren ada yang memiliki santri mencapai puluhan ribu.

Seperti Ponpes Lirboyo, jumlah santrinya mencapai 28 ribu. Pesantren Gontor juga puluhan ribu santrinya. Sehingga jelang kembalinya santri belajar di pesantren, maka sangat penting dilakukan penyiapan protokol kesehatan.

"Di masa pandemi seperti ini, yang penularan virusnya sangat cepat dan terjadi dalam bentuk droplet atau percikan yang vaksinnya hingga sekarang belum ditemukan. Maka pencegahan yang paling efektif adalah kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan," jelas Gubernur Khofifah usai menghadiri peresmian Pesantren Tangguh di Ponpes Darul Ulum Sampang, Rabu (10/6/2020).

"Maka kami terus mendorong pesantren-pesantren di Jatim untuk disiapkan protokol kesehatan yang baik yang secara umum kami sebut sebagai pesantren tangguh," tambahnya.

Dalam persiapan Pesantren Tangguh ini, Gubernur Khofifah bahkan sudah mengunjungi Ponpes Lirboyo dan Ponpes Al Falah bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran dan Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Widodo Iryansyah, pada Sabtu (6/6/2020).

Gubernur Khofifah mendukung penuh digagasnya Pesantren Tangguh di berbagai ponpes. Dia berharap agar pondok pesantren benar-benar aman dari penyebaran Covid-19 dan mencegah penyakit menular lainnya.

"Kami berharap makin hari makin banyak pesantren yang akan menjadi role model pesantren tangguh terutama di tengah pandemi Covid-19. Namun kami ingin model pesantren tangguh ini nantinya berkelanjutan," tambahnya.

Ada tiga item penerapan wajib di Pesantren Tangguh. Yang pertama adalah Pesantren Sehat. Pesantren diharapkan mulai akrab dan tegas dalam menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari menggunakan masker dan juga menyediakan hand sanitizer atau tempat cuci tangan menggunakan air mengalir dan dengan sabun.

Kedua adalah Pesantren Bersih. Yaitu pesantren mengupayakan santrinya untuk terbiasa mencuci tangan dengan air mengalir dan memperbanyak akses cuci tangan dan sanitasinya terus ditingkatkan.

"Dan yang ketiga adalah Pesantren TOPP. Ini akronim dari tanaman obat pondok pesantren. Jadi kami ingin agar pengembangan tanaman obat juga dilakukan lebih masif di pesantren untuk mewujudkan ketahanan pengobatan tradisional di lingkup pesantren," ujarnya.

Menurutnya, dengan tiga item itu, Pesantren Tangguh segera ditegakkan. Harapannya bisa diterapkan di pondok pesantren lain di Jatim dan bisa menjadi inspirasi bagi pesantren di provinsi yang lain.

Sebagai dukungan penerapan new normal di lingkungan pesantren, Gubernur Khofifah sudah menyiapkan bantuan untuk mendukung Pesantren Tangguh agar bisa menegakkan protokol kesehatan.

Gubernur Khofifah akan memberikan bantuan alat perlindungan diri (APD) ke setiap poskestren di Jatim dengan total 34.650 unit. Bantuan APD itu untuk 1.286 pondok yang di dalamnya terdapat poskestren.

Selain itu Pemprov Jatim juga akan membagikan vitamin C pada santri dengan total bantuan sebanyak 92.836 blister. Dan juga untuk untuk ustadz dan ustadzah sebanyak 52.759 blister.

Masker juga menjadi item yang juga akan didistribusikan ke pondok pesantren yang siap untuk menyambut santrinya untuk memulai kegiatan belajar dan mengaji. Total bantuan masker yang akan disalurkan ke pondok pesantren ada sebanyak 464.182 buah untuk santri dan juga sebanyak 52.759 buah untuk ustadz dan ustadzah.

Selain itu, bantuan berupa tempat cuci tangan sebanyak 18.564 buah juga akan didistribusikan ke pondok pesantren. Juga sebanyak 981.122 botol hand sanitizer untuk santri dan ustadz ustadzah yang ada di pesantren-pesantren di Jawa Timur.

Dan yang tak ketinggalan, agar pondok pesantren bisa selalu terjaga untuk kebersihannya dari virus. Pemprov Jatim juga akan menyebar sprayer dan disinfektan yang penyemprotannya diharapkan akan dilakukan oleh warga sekitar melalui program cash for work.

Terakhir, para ustadz dan ustadzah juga disiapkan bantuan sembako. Mereka adalah ustadz dan ustadzah yang bermukim. Total ada sebanyak 44.845 orang ustadz dan ustadzah yang akan mendapat bantuan sembako.

"Bantuan ini kami rencanakan untuk mendukung penegakan protokol kesehatan. Agar setiap pesantren bisa melakukan persiapan untuk dimulainya proses belajar mengajar di pesantren," pungkas mantan Menteri Sosial tersebut.