ITTS Hibahkan Mesin Braile Embosser Fitur Suara ke Kemensos
Wiyata Minggu, 09 Mei 2021 10:26 WIBjatimnow.com - Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS) menghibahkan satu unit alat inovasinya, yaitu Mesin Braile Embosser dengan fitur suara, kepada Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Hibah mesin diserahkan langsung oleh Rektor IT Telkom Surabaya, Tri Arief Sardjono dan diterima Menteri Sosial, Tri Rismaharini di Kantor Kemensos Jalan Salemba Raya No. 28, Jakarta pada Jumat (7/5/2021).
"Mesin Braile Embosser ini tidak hanya didukung kecepatan 1200 halaman per jam, tapi juga dilengkapi dengan fitur suara. Dan itu tidak ada di mesin-mesin braile serupa buatan dari luar negeri. Tidak bergantung lagi dengan buatan luar negeri, sekarang kita bisa ciptakan sendiri," ujar Tri Arief dalam siaran pers yang diterima redaksi, Minggu (9/5/2021).
Menurut Tri Arief, dalam fitur mesin braile embosser ciptaan ITTelkom Surabaya ini cukup canggih. Sebab hanya dengan menekan tombol sekali, akan keluar suara yang menginformasikan suatu fungsi. Jika diteruskan sekali lagi, maka akan bekerja sesuai dengan suara yang diinformasikan tersebut.
"Kelebihan mesin braile ini lebih hemat listrik, kompatibel dengan sistem operasi windows, bergaransi seumur hidup dan diproduksi dalam negeri dengan nilai TKDN lebih dari 95 persen," jalasnya.
Selain itu, lanjut Tri Arief, juga mudah dioperasikan oleh operator tunanetra serta dilengkapi sortware terkini (update) yang kompatibel dengan sistem operasi modern.
ITTS hibahkan Mesin Braile Embosser fitur suara ke Kemensos RI
"Penciptaan alat semacam ini akan terus kami giatkan. Inovasi kami tidak berhenti berdetak untuk kebermanfaatan masyarakat," ungkapnya.
Sementara Mensos Tri Rismaharini menyampaikan, anak disabilitas netra bisa mandiri dan lebih berdaya dengan membaca sehingga akan bisa belajar.
"Hibah mesin Braile membantu anak-anak disabilitas netra mandiri, mudah belajar, bisa melanjutkan kehidupan serta mengurangi ketergantungan pada orang lain. Anak disabilitas netra bisa mandiri dengan membaca buku dengan tulisan braile tentang belajar ternak, membuat kue, membuat kopi serta ternak," tutur Mensos Tri Rismaharini didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat.
Cara kerja dari mesin braile ini adalah dari karakter biasa lalu dikonversi menjadi huruf-huruf braile dalam buku yang menjadi mudah untuk dibaca.
"Dari karakter biasa yang dikonversi menjadi huruf-huruf braile dalam buku dan itu menjadi lebih mudah bagi anak-anak netra," tambah dia.
Mesin Braille Embosser ini juga sangat penting eksistensinya, karena banyak mesin cetak braille di Indonesia yang rusak perlu diperbaiki. Hal itu menjadi salah satu hal yang kemudian melatar belakangi diciptakannya mesin cetak braille ala anak bangsa.
"Nantinya Mesin Braille Embosser ini akan diteruskan oleh Kementrian Sosial kepada Yayasan Tuna Netra yang membutuhkan," tandasnya.