Pixel Code jatimnow.com

Puncak Hujan di Jatim Diprediksi Desember hingga Februari 2023

Time Out Sabtu, 29 Okt 2022 17:22 WIB
(foto: ilustrasi hujan di Surabaya)
(foto: ilustrasi hujan di Surabaya)

jatimnow.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda Sidoarjo, memprediksi hujan di Jawa Timur diperkirakan sejak September hingga November. Sementara puncaknya dimulai Desember 2022 hingga Februari 2023.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto mengatakan bahwa musim hujan disebabkan perkembangan angin monsun. Hal ini mengindikasikan jika aliran angin timuran di selatan ekuador masih cukup kuat.

“Aliran angin monsun Australia di Indonesia memiliki pola yang relatif sama dengan pola klimatologisnya, dan diperkirakan masih berlangsung hingga November 2022. Terutama di tujuh wilayah selatan ekuator,” katanya dalam pernyataan tertulis, Sabtu (29/10/2022).

Ia menambahkan hal ini mengindikasikan aliran angin timuran di selatan ekuator masih cukup kuat. Pada November 2022, angin monsun Asia diprediksi mulai memasuki wilayah Indonesia utara ekuator, dengan intensitas yang relatif sama dengan pola klimatologisnya, serta mendominasi hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Di sisi lain, Teguh juga menilai, keragaman iklim Indonesia juga dipengaruhi aktivitas terkait iklim. Antara lain akibat fenomena global seperti El Nino dan La Nina. El Nino adalah jika anomali suhu permukaan laut di suatu daerah positif atau lebih panas dari rata-ratanya. Namun jika anomali suhu permukaan laut negatif disebut La Nina.

“Pengaruh El Nino terhadap curah hujan di Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya kondisi suhu perairan Indonesia. El Nino berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan secara signifikan, bila bersamaan dengan kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin atau anomali negative,” jelasnya.

Apabila kondisi suhu perairan lebih hangat, El Nino tidak signifikan mempengaruhi curah hujan di Indonesia. Sedangkan La Nina, secara umum menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat, apabila disertai dengan menghangatnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia.

“Pengaruh El Nino dan La Nina juga tergantung musim mengingat luasnya wilayah Indonesia, dampak El Nino dan La Nina tidaklah merata atau seragam di seluruh wilayah,” tandas Teguh.

Teguh berpesan kepada masyarakat supaya tidak panik dalam menyikapi peristiwa itu. Diharapkan masyarakat tetap waspada jika terjadi cuaca ekstrim. Selain itu, ia mengimbau agar masyarakat tidak menelan informasi hoaks yang banyak beredar di media sosial terkait fenomena alam.

“Masyarakat bisa melakukan kroscek ke website dan aplikasi resmi BMKG. Jangan termakan berita bohong,” pungkasnya.