Pixel Code jatimnow.com

Puluhan Ribu Nelayan Lamongan Tak Bisa Melaut, Ini yang Ditunggu

Pemerintahan Senin, 26 Des 2022 12:53 WIB
Sebanyak 21 ribu nelayan di Lamongan memilih tak melaut karena cuaca buruk. (foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Sebanyak 21 ribu nelayan di Lamongan memilih tak melaut karena cuaca buruk. (foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Cuaca ekstrem yang ditandai dengan tingginya gelombang air laut melanda sejumlah perairan Lamongan. Puluhan ribu nelayan terpaksa tak bisa melaut yang menyebabkan produktivitas ikan tangkap menurun.

Dinas Kelautan dan Perikanan  Lamongan mencatat sedikitnya sekitar 21 ribu nelayan di Kecamatan Brondong dan Paciran terdampak cuaca buruk.

"Sementara data yang kami peroleh ada 21 ribu nelayan, dengan jumlah kapal 4.300. Jumlah itu tersebar di Paciran dan Brondong, dan sebagian besar nelayan tidak bisa melaut karena baratan (ombak besar disertai angin)," ungkap Kepala Bidang Tangkap Dinas Keluatan dan Perikanan (DKP) Lamongan, Hendro, Senin (26/12/2022).

Ia menambahkan hal ini menyebabkan produktivitas nelayan turun hingga 5 persen dari target tahunan. Padahal nelayan bisa memenuhi kurang lebih 71 persen hasil tangkap per bulannya.

"Menurun drastis karena banyak nelayan yang tak melaut. Saat ini menyisakan kapal-kapal besar saja yang melaut, itupun tidak semua kapal besar mencari ikan. Sementara seluruh kapal kecil tidak melaut," paparnya

Selain tak bisa melaut, nelayan juga dipusingkan dengan arus gelombang tinggi yang menghantam dermaga. Sejumlah perahu yang terparkir saling berbenturan dan mengakibatkan empat perahu rusak hingga tenggelam.

"Untuk bantuan pangan bagi nelayan ada, tetapi tidak banyak. Untuk bantuan perbaikan kapal yang rusak juga belum ada. Hanya saja, kami mendata dan melaporkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur, lantaran nelayan laut kewenangan di DKP Jawa Timur," ulasnya.

Sementara itu, keluhan para nelayan itu diwakili Ketua Rukun Nelayan Paciran, Muchlisin Amar menyatakan nelayan serba pusing. Menurutnya, banyak nelayan yang kesulitan memenuhi kebutuhan lantaran tidak ada pendapatan.

"Kondisi ini berimbas pada sulitnya nelayan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, tentu bantuan dari pemerintah sangat diharapkan," tutur Muchlisin.