Antisipasi Antraks, Dinas Pertanian Banyuwangi Sidak Hewan Kurban
Pemerintahan Kamis, 16 Agu 2018 19:27 WIB
jatimnow.com - Dinas Pertanian Banyuwangi bergerak cepat usai adanya temuan antraks pada hewan ternak di Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu yang lalu.
Mengingat, Kabupaten Banyuwangi merupakan jalur perlintasan utama dari Indonesia bagian timur ke Pulau Jawa maupun sebaliknya.
Petugas kesehatan hewan (keswan) Disperta Banyuwangi, Aguslan mengatakan inspeksi mendadak terhadap beberapa pedagang hewan kurban itu menyasar para pedagang di sekeliling Kota Banyuwangi.
Namun hingga saat ini, belum ditemukan adanya sapi atau kambing yang terpapar atau terindikasi antraks. Artinya seluruh hewan kurban yang ada di Kabupaten Banyuwangi aman.
"Ada penyakit dari hewan yang menular ke hewan, ada yang menular dari hewan ke manusia. Yang bahaya itu seperti antraks yang menular dari hewan ke manusia. Tapi sementara ini di Banyuwangi tidak pernah ditemukan," papar Aguslan usai sidak di Jalan Kepiting Banyuwangi, Kamis (16/8/2018).
Untuk memastikan hewan kurban, pihaknya juga berpesan kepada setiap penjual hewan untuk memisahkan hewan yang terindikasi mengidap penyakit dan hewan yang belum cukup umur sebagai hewan kurban.
"Misalnya ada yang kena penyakit kulit, ini supaya dipisahkan agar tidak menular. Atau yang belum cukup umur atau kurang dari 2 tahun untuk kambing harus dipisahkan. Jadi biar jelas," sebutnya.
Selah seorang penjual hewan kurban, Abdullah Hamid mengatakan, hewan kurban yang dijualnya berupa kambing etawa.
Keunggulannya, kambing etawa memiliki kelebihan pada dagingnya dengan selisih 7-10 kilogram dengan kambing jenis kacang.
"Untuk harga, kambing etawa saya jual seharga Rp 2 juta sampai Rp 4,5 juta untuk kambing yang berusia 3,5 tahun, tergantung bobot," sebutnya.
Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Arif Ardianto