Viral, Ada Badut Pocong di Alun-Alun Ponorogo
Viral Jumat, 24 Agu 2018 15:53 WIBjatimnow.com - Jagat media sosial di Ponorogo kembali geger. Kali ini tentang adanya badut yang berdandan sebagai pocong dan menghibur warga di Alun-Alun Ponorogo.
Keluhan tersebut diupload oleh Nana Itoe Retno di grup Info Cegatan Wilayah Ponorogo (ICWP). Dalam kirimannya ia mengeluhkan begini:
Maaf lurr mau mengutarakan ketidaknyamanan saat berada di alun alun ponorogo tadi. . .kenapa ada badut yang berdandan Pocong di alun alun? Anak2 saya yang awalnya seneng diajak kesana setelah melihat Pocongnya takut sampe nangis. . .kenapa g pake kostum laen aja daripada malah anak2 pada takut teriak2 tadi pas pocongnya jalan ngalor ngidul. . Maaf nggeh lurr sebelumnya
Keluhannya dikirim di grup ICWP, Kamis (23/8/2018) dini. Dan sampai Jumat (24/8/2018), kiriman tersebut masih ramai.
Ada 1.361 netizen yang menanggapi. Juga 1.302 netizen berkomentar. Mulai komentar yang sama keluhannya atau yang melebar.
Akun Putritrc juga mengutarakan hal yang sama:
Aku setuju karo sing gae status sangat menggangu anak-anak kecil pada takut, anakku aja sampai sekarang gak mau diajak ke alun-alun takut.
(Saya setuju dengan yang membuat status. Sangat menggangu. Anak-anak kecil sangat takut. Anak saya saja sampai sekarang tidak mau diajak ke alun-alun karena takut)
Sementara ada pula yang tidak sependapat, seperti akun Andi Prayoga Ponorogo:
Setiap karakter anak-anak beda-beda. Ada yang suka atau tidak. Ini tinggal gimna kita menyikapi nya, sebagai orang tua.. Iya kalau emang anak anda gak suka liat. Mending minggir saja. Soale dia perpakaian kayak gitu juga kerja cari uang. Jadi kita harus bijak menanggapi semua ini.. Makasih.
Di sisi lain, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Pemkab Ponorogo, Supriyanto mengaku, belum mengetahui keluhan warga tentang pocong. "Sampai saat ini belum ada laporan masuk," katanya.
Namun, ia berjanji akan menindak lanjuti. Jika memang dirasa mengganggu akan segera dikaji. Menurutnya, jika malam hari dan berpenampilan pocong cenderung menakutkan.
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Erwin Yohanes