2 Warga Tulungagung Meninggal Dunia karena Demam Berdarah
Peristiwa Selasa, 16 Jan 2024 18:02 WIBjatimnow.com - Memasuki bulan Januari Dinas Kesehatan Tulungagung mencatat belasan kasus penyakit Demam Berdarah (DBD). Sebanyak 2 pasien DBD meninggal dunia dalam bulan ini.
Pihak dinas telah melakukan fogging atau pengasapan di sekitar lokasi temuan siklus. Mereka juga meningkatkan sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk kepada masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Kasil Rohmat mengatakan terdapat 18 kasus DBD hingga pertengahan bulan ini. Untuk 2 pasien yang meninggal dunia diketahui berjenis kelamin laki-laki usia 7 tahun dan perempuan 17 tahun.
"Sampai saat ini sudah ada dua korban, keduanya ada yang anak 7 tahun dan 17 tahun," ujarnya, Selasa (16/1/2024).
Angka kasus ini mengalami penningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan kasus ini tak lepas dari perubahan cuaca dari kemarau panjang ke hujan yang belum teratur, sehingga mempercepat proses perkembangbiakan nyamuk pembawa virus dengue ini.
Oleh sebab itu, mulai bermunculan pasien DBD di sejumlah kecamatan yang ada di kabupaten Tulungagung.
"Jadi jentiknya itu lebih cepat karena didukung cuaca seperti ini, hasil pendalaman kami, ada temuan jentik di lokasi rumah para korban ini," jelasnya.
Kasil menilai, peningkatan jumlah pasien dan korban ini juga tak lepas dari siklus lima tahunan DBD yang kerap terjadi di kabupaten Tulungagung.
Terakhir kali jumlah kasus DBD terbanyak terjadi pada tahun 2019 lalu. Sebenarnya antisipasi sudah dilakukan, sejak akhir tahun 2023 lalu, dengan menggerakkan banyak pihak untuk melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serentak di seluruh Tulungagung, namun rupanya kegiatan tersebut masih perlu ditekankan lagi yakni dengan pelaksanaan fogging di lokasi temuan kasus.
"Siklus lima tahunan ini pas tahun 2024, makanya kita sudah berusaha mencegah sejak akhir tahun lalu," tuturnya.
Sementara itu Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Desi Lusiana Wardani menjelaskan, dua korban DBD ini tidak tinggal di lokasi yang sama.
Pihaknya langsung mendatangi lokasi temuan kasus dan melakukan pengamatan dan melakukan fogging di radius potensi penularan kasus. Kejadian ini diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan masyarakat, tentang adanya potensi penularan DBD di musim seperti ini.
"Kalau prediksi, puncaknya bisa sampai bulan Maret, tapi nanti terus kita pantau perkembangannya," pungkasnya.