Pixel Code jatimnow.com

Merantau 50 Tahun hingga Telantar, Warga Ponorogo Dipulangkan Dinsos Siak

Pemerintahan Rabu, 09 Okt 2024 09:33 WIB
Dinsos P3A Ponorogo saat bersama Tibari perantau asal Ponorogo. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Dinsos P3A Ponorogo saat bersama Tibari perantau asal Ponorogo. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Setelah hampir 50 tahun atau 5 dekade merantau ke Riau, Tobari, seorang lansia berusia 71 tahun, akhirnya pulang ke kampung halamannya di Ponorogo dalam suasana haru dan bahagia.

Tobari kembali dalam kondisi sehat, meskipun kedua matanya mengalami katarak yang belum dioperasi, membuatnya tidak dapat melihat.

Menurut Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo, Supriadi, Tobari berangkat merantau ke Kabupaten Siak, Riau, pada tahun 1977.

“Tobari tidak pulang sejak saat itu, kecuali sekali di awal-awal dia merantau," ujarnya, Rabu (9/10/2024).

Tobari hidup sebatang kara di Riau, setelah perceraiannya pada tahun 1986. Anak dari pernikahannya tersebut ikut bersama mantan istrinya, sementara Tobari menjalani hidup mandiri di perantauan.

Beberapa tahun terakhir, Tobari diketahui telantar dan buta akibat katarak. Warga setempat membawanya ke Dinsos P3A Siak untuk mendapatkan bantuan.

"Tobari tidak memiliki administrasi kependudukan (Adminduk), sehingga Dinsos Siak membuatkan dokumen kependudukan untuknya," tambah Supriadi.

Setelah pelacakan, diketahui bahwa Tobari berasal dari Desa Ciluk, Kecamatan Kauman, Ponorogo, sehingga upaya pemulangan pun segera dilakukan.

Dengan bantuan LazisNU, Tobari dipulangkan menggunakan tiket pesawat yang disediakan, dan ia dijemput di Bandara Yogyakarta sebelum akhirnya tiba di Ponorogo.

Tangis bahagia menyambut kepulangan Tobari. Keluarganya bahkan sempat mengira Tobari telah meninggal dunia karena tidak pernah ada kabar selama hampir 50 tahun.

"Tobari merasa malu untuk pulang karena merasa tidak berhasil saat merantau," kata Supriadi.

Namun, keluarganya menerima Tobari dengan penuh haru, terutama adiknya, Sopiyah, yang kini merawatnya di rumah.

Dinsos Ponorogo juga berupaya untuk membantu Tobari mendapatkan operasi katarak gratis agar penglihatannya bisa pulih.

"Kami akan mencarikan program operasi katarak gratis untuk membantu pemulihan kesehatan matanya," pungkas Supriadi.