Duka Kecelakaan di Malam Hellowen, Herlina: Andai Surabaya seperti Korea
Peristiwa Senin, 04 Nov 2024 10:32 WIBjatimnow.com - Surabaya yang selalu sibuk di malam hari. Jumat dini hari (1/11/2024), usai pesta Hellowen, Kota Pahlawan menjadi saksi duka yang mendalam. Dua kecelakaan terjadi di dua lokasi berbeda di kota ini, yakni Jalan Kedungdoro dan Jalan Gubernur Suryo.
Di Kedungdoro, sebuah mobil Toyota Innova yang melaju kencang menabrak warung, mengakibatkan dua pengunjung tewas.
Sementara di Gubernur Suryo, kecelakaan lain terjadi saat sebuah mobil Toyota Fortuner menabrak motor, pagar pembatas, hingga tiang penerangan jalan. Beruntung, kecelakaan di lokasi kedua tidak menimbulkan korban jiwa.
Kedua pengemudi diduga berada di bawah pengaruh alkohol, sebuah realita pahit yang kembali memunculkan pertanyaan besar tentang keselamatan di jalan dan efek dari malam-malam pesta di kota besar.
Anggota DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto ikut berbicara tentang kehilangannya dalam tragedi ini. Ia mengenang sosok Bu Sri, salah satu korban kecelakaan di Kedungdoro, yang ia kenal seseorang yang berdedikasi tinggi pada pekerjaan dan keluarganya.
"Saya mengenal Bu Sri, dia adalah wanita pendiam yang selalu tuntas dalam pekerjaannya. Ketika saya mendengar kabar ini, hati saya hancur,” ujar Herlina mengenang Bu Sri, kepada jatimnow.com, Senin (4/11/2024).
Anggota DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto. (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)
Herlina mengisahkan bagaimana pada dini hari itu, Bu Sri dan suaminya tengah membeli jajanan untuk putri mereka yang akan menerima rapor di sekolah. Malam yang awalnya tenang itu berubah mencekam ketika mobil melaju kencang dan menghantam warung tempat mereka berada.
"Bu Sri yang tekun dan suaminya Pak Sugiono, yang seharusnya menikmati momen kecil dengan keluarga, justru harus pergi meninggalkan kita dengan cara yang sangat menyedihkan,” tambah Herlina.
Tragedi ini tak hanya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga anak-anak yang kini kehilangan kedua orang tua mereka. Anak sulung yang sedang cuti kuliah, serta dua adik yang masih duduk di bangku SMP, tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan hidup tanpa kedua orang tua.
"Raport saya nilainya bagus,” ujar putri Bu Sri dengan wajah tegar saat ditemui Herlina.
Mendengar kisah ini, Herlina berharap Surabaya dapat lebih menjaga keselamatan warganya. Bahkan membayangkan seandainya kota ini seperti di drama Korea atau film Hollywood. Di mana mereka yang mabuk diperingatkan untuk tidak menyetir, atau ada pengawasan CCTV yang mendeteksi mobil ugal-ugalan.
"Dalam drama Korea, pengemudi yang mabuk biasanya tidak menyetir sendiri, mereka memanggil sopir panggilan. Saya membayangkan andai Bu Sri hidup dalam sistem itu, mungkin tragedi ini tak akan terjadi,” ujar Herlina.
"Semoga ke depan, kesenangan semu tidak lagi merenggut nyawa orang tak bersalah dan menciptakan anak-anak yatim piatu,” sambungnya.