Napak Tilas Pabrik Gula Candi, Pangkal Industrialisasi Sidoarjo
Time Out 6 jam yang lalujatimnow.com - Komunitas Sidoalce menggelar agenda Tilik Mburi, napak tilas di Pabrik Gula Candi Sidoarjo. Pabrik yang dibangun pada tahun 1832 ini merupakan pangkal industrialisasi Kota Udang, termasuk Jawa Timur.
Dalam napak tilas tersebut, Sidoalce mengajak 65 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka dikenalkan sejarah panjang pabrik tua ini, juga berkeliling melihat arsitektur dan alat-alat produksi.
“Pabrik Gula Candi adalah pabrik gula tertua di Sidoarjo berdiri pertama kali di tahun 1832. Dari pabrik gula inilah industrialisasi itu ada di Sidoarjo dan Jawa Timur. Dari sini maka bersama mengajak masyarakat mengenal lebih dekat pabrik gula Candi yang masih aktif hingga saat ini," kata Founder Sidoalce, Radhitya Probo Ratu Nagoro, Selasa (14/1/2025) sore.
Menurut Radhitya Probo, Pabrik Gula Candi Sidoarjo ini memiliki keunikan yang harus dilestarikan. Yakni, rumah administraturnya yang masih kokoh dan tidak berubah, cerobong, juga mesin-mesin lama yang masih kuat dan bisa digunakan sampai sekarang.
Baginya, napak tilas Pabrik Gula Candi ini penting sebagai upaya memajukan Sidoarjo melalui sejarah peradaban. Terlebih, saat ini Tilik Mburi telah mendapat dukungan dari Google Local Guide Indonesia, yang membuat Sidoarjo bisa dikenal lebih luas lagi.
"Menurut kami ini sebagai upaya memajukan Sidoarjo dan merupakan langkah tepat untuk menyampaikan sejarah peradaban cikal bakal pabrik gula pertama beserta isi dan bangunannya agar masyarakat luas lebih mengenal dan memahami Sidoarjo," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu peserta dari Bekasi, Faizal mengungkapkan kegembiraannya, bisa mengenal salah satu jejak sejarah di Sidoarjo. Bukan hanya pada bagian kulitnya saja, melainkan lebih dalam ke seluruh bagian pabrik.
"Saya suka traveling dan tertarik dengan yang berbau sejarah. Kalau dibandingkan dengan wilayah lainnya di luar Sidoarjo, agenda ini sangat berkesan karena terkonsep dan terorganisir. Yang biasanya acara saya ikuti, begitu kita datang kemudian hanya diterangkan di bagian depan terus pindah ke tempat lain. Kalau disini kita belajar memahami dan mendalami Sidoarjo lebih leluasa tidak hanya di bagian luar, namun hingga dalam dan kelilingnya. Menurut saya ini pengalaman luar biasa yang menakjubkan," terangnya.