Lukisan Azzahra dalam Pameran Tunggal di Surabaya Dikoleksi Kolektor Jakarta
Time Out Minggu, 27 Jul 2025 19:10 WIBjatimnow.com - Pameran tunggal seniman cilik asal Surabaya Azzahra Adiva di Galeri Merah Putih - Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo No. 15 Surabaya, resmi dibuka pada Sabtu (26/7/2025) dan akan berlangsung hingga 31 Juli 2025 mendatang.
Dalam pameran yang diberi tajuk “Dunia Azzahra” ini menampilkan 14 lukisan berbagai ukuran. Ukuran terbesar yakni 100 x 150 cm sebanyak 3 karya. Sedang untuk lukisan terkecil berukuran A3 yakni lukisan menggunakan cat air, spidol marker dan akrilik berjudul "Pagi di Sawah" (2024).
Lukisan “Pagi di Sawah” ini telah mendapatkan penghargaan internasional dalam sebuah ajang kompetisi seni lukis anak internasional: Picasso an International Art Contest, Category Creative Brilliance 2025 (Gold Artist), Maret 2025.
Kurator pameran sekaligus pendiri Sanggar DAUN, Arik S. Wartono, mengungkapkan jika Azzahra mulai belajar melukis di sanggarnya sejak November 2024. Menurutnya Azzahra memiliki bakat dan gairah melukis yang kuat. Meski baru berusia 6 tahun, namun Azzahra mampu mengeksplorasi imajinasi dengan produktivitas yang tinggi.
“Dalam waktu 10 bulan ia telah menghasilkan tak kurang dari 5 karya media cat akrilik dan spidol di atas kanvas berukuran lebih dari 1 meter, dan puluhan karya di bawah ukuran 1 meter. Skets-skets atau gambarnya pada media kertas tak terhitung jumlahnya,” kata Arik S. Wartono.
Arik juga menceritakan jika sejak usia balita Azzahra Adiva memang telah menjadikan tembok dan lantai serta segala perabot di rumahnya sebagai media berkarya. Mungkin bagi orang awam aktivitas itu hanya dinilai sebagai aktivitas corat-coret yang tak bernilai apapun, padahal itu merupakan periode awal ekspresi artistik dan kreativitas anak.
“Karya-karya Azzahra Adiva tentu saja orisinal, karena semua lahir dari isi kepala yang kaya imajinasi dan tangan yang belum banyak dipengaruh teknik melukis yang terpola, doktriner dan membosankan karena cuma begitu-melulu. Azzahra Adiva tidak pernah atau minimal belum memasuki jebakan klise ini, jebakan teknis yang bagi para awam justru dibaca sebagai tanda kepandaian melukis,” ucapnya.
Dalam pameran tunggal perdananya ini, salah satu karyanya yang berjudul “Penyelidikan Kasus Bawah Tanah” dengan media cat akrilik dan spidol marker di atas kanvas yang dibuat tahun 2025 yang dibanderol Rp10 juta, dikoleksi oleh koletor seni asal Jakarta.
Karya “Penyelidikan Kasus Bawah Tanah” yang juga dipilih sebagai poster pameran ini, menurut Arik seakan memancarkan energi kreatif yang dinamis dan imajinatif. Dengan dominasi background warna hijau cerah di atas teknik cipratan transparan warna hijau yang lebih gelap.
“Dalam karya tersebut Azzahra Adiva menyuguhkan gagasan yang lugas khas dunia anak. Seniman cilik ini menghadirkan dunia bawah tanah yang penuh misteri dan keajaiban. Tiga peri detektif yang cerdik dan kucing malang yang terperangkap menjadi fokus utama, sementara serangga di sekitarnya menambah dinamika visual yang kaya,” ujarnya.
Tak hanya itu, Arik menilai dari segi teknis, karya ini menunjukkan kemampuan Azzahra Adiva dalam mengolah warna dan bentuk secara spontan dan ekspresif. Skets spontan menggunakan spidol dan goresan kuas tanpa ragu menggunakan warna-warna cerah menciptakan kesan yang dinamis dan penuh energi. Komposisi yang seimbang dan harmonis menunjukkan kemampuannya dalam mengatur elemen-elemen visual dengan baik.
Menurutnya di balik keindahan visual tersebut, karya ini juga mengajak kita untuk melihat lebih dalam tentang makna simbolis dan spiritual. Peri detektif dapat diinterpretasikan sebagai simbol kebijaksanaan dan intuisi, sementara kucing malang yang terperangkap dapat melambangkan kesulitan dan tantangan yang dihadapi dalam setiap fase hidup manusia. Serangga di sekitarnya dapat diartikan sebagai simbol keanekaragaman dan kompleksitas kehidupan.
“Dengan demikian, "Penyelidikan Kasus Bawah Tanah" tidak hanya merupakan karya seni anak yang polos, indah sekaligus imajinatif, tetapi juga merupakan refleksi dari jiwa polos anak-anak yang tersembunyi dalam setiap relung diri kita para orang dewasa dalam mencari makna spiritual tentang kompleksitas hidup. Karya ini menunjukkan bagaimana anak-anak dapat mengekspresikan ide dan emosi mereka melalui seni, serta bagaimana seni dapat menjadi sarana untuk memahami dan mengekspresikan keajaiban kehidupan,” pungkasnya.