Unusa, UNICEF dan Pemprov Jatim Sukseskan Fortifikasi Pangan
Wiyata Kamis, 31 Jul 2025 17:15 WIBjatimnow.com - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), UNICEF, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) resmi meluncurkan Program Fortifikasi Pangan Berskala Besar (FPBB) di Hotel JW Marriott Surabaya.
Program tersebut bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat dengan menambahkan zat gizi penting ke dalam bahan makanan pokok seperti tepung terigu, minyak goreng, dan garam.
"Kita mengonsumsi nasi hampir setiap hari, namun gizinya terbatas," jelas Rektor Unusa, Prof. Achmad Jazidie. Ia menegaskan bahwa fortifikasi beras dengan vitamin dan mineral akan lebih mudah mencukupi kebutuhan gizi masyarakat secara merata.
Unusa telah bermitra dengan UNICEF sejak 2021 dalam mengatasi masalah kesehatan anak dan remaja di Jawa Timur.
"Unusa tidak hanya terlibat edukasi, tetapi juga penelitian, monitoring, evaluasi, dan peninjauan kebijakan terkait fortifikasi pangan," tambah Prof. Jazidie.
Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Jawa, Arie Rukmantara, mengatakan bahwa FPBB sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 2 (Tanpa Kelaparan), 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), dan 17 (Kemitraan). Namun, Arie menekankan pentingnya kampanye publik yang masif.
"Penting mengedukasi masyarakat tentang pangan terfortifikasi," kata Arie. Kampanye kuat akan meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan perilaku.
Arie juga menyoroti efisiensi biaya fortifikasi beras, yang hanya membutuhkan tambahan sekitar Rp1.000 per kilogram, namun memberikan manfaat berlipat ganda dalam jangka panjang, termasuk menekan angka stunting.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, menegaskan komitmen Pemprov Jatim dalam mendukung regulasi dan distribusi pangan terfortifikasi.
"Fortifikasi beras akan jadi program prioritas ketahanan pangan Jatim," kata Adhy. "Ini investasi sosial strategis untuk kualitas SDM dan visi Indonesia Emas 2045," tambahnya.
Kolaborasi antara Unusa, UNICEF, dan Pemprov Jatim diharapkan mampu mengatasi kekurangan gizi mikro dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif.