Pixel Code jatimnow.com

Pemkab Tulungagung Berikan Pendampingan Psikologi Terhadap MA

Pemerintahan 2 jam yang lalu
Foto: Jenazah bayi usai menjalani autopsi di Tulungagung (Bramanta/jatimnow.com)
Foto: Jenazah bayi usai menjalani autopsi di Tulungagung (Bramanta/jatimnow.com)

jatimnow.com,- Jenazah bayi yang dikubur ibunya kini telah dimakamkan di komplek pemakaman umum Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Bayi yang diberi nama Juli oleh pemerintah desa ini, dimakamkan setelah proses autopsi rampung dilakukan. Pihak Pemkab sendiri berkomitmen memberi pendampingan psikis terhadap MA (23) yang merupakan ibu bayi tersebut. Meskipun proses hukum tetap berjalan, namun pendampingan tetap diperlukan mengingat korban selama ini hidup sebatang kara.

Kepala Dinas KB Pemberdayaan Perempudan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Tulungagung, dr Kasil Rohmad mengatakan saat ini MA masih menjalani perawatan di rumah sakit. Pihaknya akan fokus memberikan pendampingan terhadap MA agar bisa pulih secara kesehatan dan psikologi. MA dijadwalkan akan menjalani pemeriksaan psikologi di rumah sakit.

"Kami akan fokus melakukan pendampingan pemulihan psikologi, untuk penangananan hukum biar ditangani pihak berwajib saja," ujarnya, Rabu (6/8/2025).

Dinas akan mengirim tim untuk terus memantau perkembangan psikologi MA. Mereka juga melakukan upaya mitigasi ke lingkungan agar MA tidak mendapat stigma negatif di masyarakat. Saat disinggung mengenai besaran biaya selama menjalani perawatan di rumah sakit, Kasil menyatakan sudah melakukan koordinasi dengan manajemen untuk dibebaskan dari biaya tersebut. Meskipun MA terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, namun pihak dinas memastikan tidak ada biaya perawatan yang dibayarkan.

"Fokus kami pemenuhan hak perempuan, kita juga memiliki tenaga konselor yang akan fokus untuk pemulihan psikologi," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sanggrahan Iswanto menegaskan tidak ada penolakan dari masyarakat jika MA kembali ke rumah. Menurutnya masyarakat saat ini semakin empati atas kejadian tersebut. Mereka juga sudah bergotongroyong membersihkan rumah MA. Selama ini MA hidup sebatang kara. Perempuan tamatan SD ini diketahui memiliki ibu kandung namun kini sudah pindah ke Bali dan tidak diketahui keberadaannya. MA tinggal di rumah peninggalan neneknya, yang meninggal pada tahun 2018 lalu.

"Jadi kami siap membantu MA jika pulang ke rumah, masyarakat juga menunjukkan empati setelah mengetahui kejadian tersebut," pungkasnya.