Kemenko PM dan BPJS Ketenagakerjaan Gaungkan Jaminan Sosial di Sekolah
Nasional 3 jam yang lalujatimnow.com - Pemerintah terus berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya jaminan sosial sejak usia dini. Hal ini ditegaskan dalam acara Grand Launching Penguatan Ekosistem Jaminan Sosial Melalui Pendidikan yang digelar di Universitas Airlangga, Surabaya.
Inisiatif tersebut bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja Indonesia secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar, menekankan bahwa literasi jaminan sosial yang luas dan merata sangat krusial.
"Sistem Jaminan Sosial Nasional kita semakin bagus, sehingga kita memiliki pondasi yang kuat untuk meneruskan Sistem Jaminan Sosial lebih produktif. Kami berharap perguruan tinggi, universitas, akademisi, ilmuwan menjadi bagian ekosistem yang memperkuat perkembangan Jaminan Sosial Nasional," ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti, perwakilan DJSN, kementerian/lembaga terkait, serta rektor dari berbagai universitas.
Penguatan literasi jaminan sosial ini selaras dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 36 Tahun 2023 tentang Peta Jalan Jaminan Sosial Tahun 2023–2024.
Perpres ini menjadi pedoman strategis dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pengendalian penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Regulasi itu juga menjadi dasar pelaksanaan program edukasi dan literasi jaminan sosial melalui pengembangan modul pendidikan.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Pramudya Iriawan Buntoro, menjelaskan bahwa jaminan sosial didasari dengan prinsip gotong royong.
"Yang mampu membantu dan yang tidak mampu akan dibantu. Kami dalam konteks Perlindungan Jaminan Sosial baik BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan akan melibatkan seluruh pihak, karena kedepannya kita akan menghadapi aging population," katanya.
Pramudya juga menambahkan, bahwa literasi Jaminan Sosial sangat penting bagi masyarakat Indonesia sejak usia dini.
"Dengan edukasi yang telah diberikan sejak dibangku sekolah dasar diharapkan bisa menjadi bekal saat mereka memasuki dunia kerja, sehingga mereka tahu akan pentingnya Jaminan Sosial Ketenagakerjaan," tambahnya.
Sejak tahun 2024, sosialisasi Modul Muatan Jaminan Sosial telah dilakukan di 11 wilayah di tingkat SMA, SMK, MA/Sederajat, dengan total 233 sekolah yang sudah mendapatkan literasi jaminan sosial.
Kesadaran literasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan perlu ditanamkan sejak dini, agar masyarakat paham bahwa setiap pekerja, baik formal maupun informal, berhak mendapatkan perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk melindungi mereka dari berbagai risiko pekerjaan.
Pramudya menegaskan bahwa literasi adalah langkah awal pembentukan budaya sadar jaminan sosial ketenagakerjaan di masyarakat.
Hal itu sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo yang mengusung misi peningkatan lapangan kerja berkualitas dan perkuatan pembangunan SDM melalui implementasi program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sebagai jaring pengaman kesejahteraan dan menahan terjadinya kemiskinan baru, sebagai pondasi kuat ekonomi dan produktifitas menuju Indonesia Emas 2045.
"Kami berterima kasih atas dukungan dan komitmen dari Kemenko PM, DJSN, BPJS Kesehatan, serta Kementerian dan Lembaga lainnya atas peningkatan literasi muatan Jaminan Sosial bagi seluruh masyarakat," terangnya.
Penguatan pemahaman Jaminan Sosial mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi ini diharapkan menjadi langkah awal pembentukan budaya sadar jaminan sosial di masyarakat sejak dini khususnya perlindungan atas risiko kerja, sehingga Masyarakat Dapat Kerja Keras dan Bebas dari Cemas.
Terpisah, Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Sidoarjo, Arie Fianto Syofian, menambahkan bahwa pihaknya akan terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan di wilayah Sidoarjo.
"Kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, perusahaan, dan lembaga pendidikan, untuk memastikan bahwa seluruh pekerja di Sidoarjo terlindungi oleh program BPJS Ketenagakerjaan," ujarnya.
Arie Fianto Syofian juga menegaskan pentingnya kesadaran dari para pekerja itu sendiri untuk aktif mendaftarkan diri dan memahami hak serta kewajiban mereka sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
"Dengan memahami manfaatnya, diharapkan semakin banyak pekerja yang sadar akan pentingnya perlindungan jaminan sosial ini," tutupnya.