Ruang Kelas Rusak, Siswa SDN di Tulungagung Belajar di Tenda Darurat
Peristiwa 8 jam yang lalujatimnow.com-Belasan siswa kelas 4 SDN 2 Kradinan, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung harus menjalani kegiatan belajar di tenda darurat setelah ruang kelas mereka rusak akibat longsor. Tenda berukuran 3x6 meter bantuan dari BPBD Tulungagung itu didirikan di halaman sekolah sebagai solusi sementara.
Guru kelas 4, Dwi Sri Sulasmi mengatakan para siswa sempat harus belajar berpindah-pindah mulai dari musala sekolah hingga area parkiran, pasca ruang kelas mereka rusak terkena longsor. Kondisi ini tentu tidak nyaman, karena ruangan musala sempit dan area parkir berada di dekat jalan raya yang bising.
“Semenjak longsor itu kan pindah-pindah. Di tenda ini mungkin sudah ada 2 minggu atau 3 minggu. Sebelumnya pernah di musala, terus pernah di parkiran juga,” ujarnya, Selasa (9/9/2025).
Saat belajar di musala, siswa terpaksa belajar dengan duduk lesehan menggunakan meja lipat dengan ruangan yang terbatas. Sementara di parkiran, suasana terbuka membuat anak-anak sulit fokus karena terganggu dengan suara kendaraan yang lewat.
“Kalau di musala itu ruangannya cukup sempit, anak-anak kurang leluasa. Kalau di parkiran itu terbuka, jadi kalau ada motor lewat anak-anak jadi kurang konsentrasi,” tambahnya.
Kini, kondisi sedikit lebih baik setelah adanya tenda darurat. Meski demikian, pembelajaran tetap masih belum ideal. Suasana sekitar masih bising karena tenda berlokasi di dekat jalan, dan saat siang hari, panas di dalam tenda cukup mengganggu.
“Kalau dibanding musala sama parkiran, di tenda ini lebih nyaman. Tapi ya tetap terganggu, karena dekat jalan banyak motor lewat. Selain itu kalau siang anak-anak agak kepanasan,” jelas Dwi.
Untuk mengatasi panas, pihak sekolah berharap ada tambahan fasilitas penunjang untuk kenyamanan anak-anak belajar. Sementara untuk kondisi di dalam tenda apabila situasi hujan belum diketahui, karena semenjak kegiatan belajar di tenda darurat belum pernah terjadi hujan.
“Proses belajar mengajar tetap kondusif, hanya saja kalau cuaca panas anak-anak ya sedikit kepanasan. Jadi yang dibutuhkan saat ini mungkin kipas angin,” ungkapnya.
Sejauh ini, hanya kelas 4 yang terdampak langsung akibat longsor dengan total 19 siswa yang harus menempuh kegiatan belajar di luar kelas. Belum ada kepastian kapan ruang kelas yang rusak akan kembali bisa digunakan.
“Kalau waktunya belum tahu, masih menunggu pembangunan gedung baru. Kemungkinan masih lama,” pungkas Dwi.
Sementara itu, para siswa berusaha tetap semangat menjalani pelajaran meski dengan kondisi terbatas. Salah satunya Belvis Azizah Salsabela, siswi kelas 4 yang mengaku lebih betah belajar di tenda dibandingkan di lokasi sebelumnya. Kegiatan belajar tetap berjalan dengan aktivitas seperti biasa. Meski penuh keterbatasan, semangat anak-anak tetap menjadi kekuatan untuk terus melanjutkan pendidikan mereka.
“Nyaman di sini. Kalau dibanding di musala lebih enak di tenda. Tapi kalau siang memang lumayan panas,” pungkasnya.
Sebelumnya pada Selasa (19/8/2025) sore, peristiwa tanah longsor menimpa SDN 2 Kradinan. Longsor terjadi setelah kawasan tersebut diguyur hujan deras sejak siang, mengakibatkan tiga ruangan sekolah rusak parah. Bangunan yang terdampak adalah ruang perpustakaan, ruang kelas 4, serta kamar mandi. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.