Pixel Code jatimnow.com

GP Ansor Jatim Murka, Trans7 Lecehkan Kiai dan Simbol Pesantren

Peristiwa 5 jam yang lalu
Potongan video tayangan yang dianggap tidak menghormati simbol-simbol keilmuan dan kemuliaan pesantren. (Foto/Tangkapan Layar)
Potongan video tayangan yang dianggap tidak menghormati simbol-simbol keilmuan dan kemuliaan pesantren. (Foto/Tangkapan Layar)

jatimnow.com - Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (PW GP Ansor) Jawa Timur mengecam keras stasiun televisi Trans7 atas penayangan narasi yang dinilai merendahkan dan melecehkan Kiai serta Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri. Kecaman ini disampaikan sebagai respons atas tayangan yang dianggap tidak menghormati simbol-simbol keilmuan dan kemuliaan pesantren.

Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, menegaskan bahwa narasi tersebut bukan hanya menyinggung satu lembaga pesantren, tetapi juga merupakan bentuk pelecehan terhadap seluruh pesantren dan komunitas santri di Indonesia.

"Pelecehan ini tidak hanya ditujukan kepada Lirboyo, tetapi juga kepada seluruh pesantren dan para kiai yang selama ini menjadi penjaga moral bangsa," tegas H. Musaffa Safril dalam pernyataannya, Selasa (14/10).

"Ini bentuk penghinaan terhadap simbol-simbol keilmuan dan kemuliaan pesantren," sambungnya.

PW GP Ansor Jawa Timur mengultimatum pihak Trans7 agar menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan langsung kepada Pondok Pesantren Lirboyo serta kepada masyarakat pesantren secara luas.

"Kami menuntut permintaan maaf resmi dan terbuka dari pihak Trans7," lanjut H. Musaffa Safril.

"Bila hal ini tidak segera dilakukan, kami menyerukan kepada masyarakat, terutama kalangan pesantren dan santri, untuk melakukan boikot Trans7 sebagai bentuk protes moral," tegasnya.

Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur menilai, media seharusnya berperan sebagai sarana pendidikan publik, bukan justru menjadi sumber provokasi dan pelecehan terhadap lembaga keagamaan. Karena itu, PW GP Ansor Jatim juga mendesak Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menindaklanjuti kasus ini secara serius agar tidak terulang kembali.

"Kiai dan pesantren adalah benteng peradaban bangsa. Siapa pun yang melecehkannya berarti melecehkan jantung moral Indonesia," pungkas H. Musaffa.

PW GP Ansor Jawa Timur menyerukan kepada seluruh kader, santri, dan masyarakat luas untuk tetap tenang namun tegas dalam menyikapi persoalan ini, serta menjaga marwah pesantren dengan cara-cara yang bermartabat.