Panel Surya ITS Atasi Krisis Listrik di Kampung Hidroponik Surabaya
Peristiwa 4 jam yang lalujatimnow.com – Keluh kesah pegiat lingkungan di Kampung Hidroponik Surabaya, Kelurahan Medokan Ayu, terkait membengkaknya biaya listrik dan risiko gagal panen akibat pemadaman lampu mendadak, kini mulai menemukan solusi cerdas. Usaha tani hidroponik yang dikelola 24 jam ini sangat rentan terhadap gangguan listrik, yang sedikit saja padam bisa membuat tanaman layu dan mati.
Bersyukur, mahasiswa dari Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FT-EIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) datang membawa harapan melalui program Rumah Pengabdian. Mereka memasang panel surya berkapasitas 550 Watt-peak (WP) yang khusus didesain untuk menyuplai kebutuhan listrik operasional kebun.
Tianawati, petani sekaligus pengelola kebun Kampung Hidroponik Surabaya, menceritakan masa sulit sebelum adanya panel surya.
"Saat ini kami tak khawatir lagi sama pemadaman tiba-tiba. Jika sebelumnya, kalau listrik padam, saya harus buru-buru ke kebun untuk menyirami secara manual tanaman hidroponiknya, agar tak mati. Kadang sialnya, saya sedang di pasar, lampunya mati, jadinya gupuh," kenang Tianawati.
Ketua Pelaksana Rumah Pengabdian BEM FTEIC ITS, Ilman Afif Al Arif, menjelaskan latar belakang program ini adalah untuk mendukung kampung-kampung yang memiliki potensi keberlanjutan tinggi, seperti Kampung Hidroponik.
"Kami memilih panel surya karena energi ini sustainable dan konsisten, sejalan dengan kebutuhan hidroponik. Ini menjawab keresahan ibu-ibu tentang biaya listrik yang mahal dan memanfaatkan energi terbarukan," ujar Ilman.
Untuk satu unit panel surya beserta instalasi pendukung, total biaya proyek ini menghabiskan sekitar Rp20 jutaan. Pendanaan utamanya didukung oleh dekanat FT-EIC ITS, serta disponsori oleh pihak swasta lainnya.
Mahasiswa ITS memasang panel berkapasitas 550 WP dengan konsep sistem hybrid. Sistem ini menggunakan inverter berkapasitas dua KW dan didukung baterai VRLA 12 volt untuk penyimpanan energi.
"Kami menggunakan sistem hybrid karena cuaca di Surabaya cukup random. Listrik dari PLN hanya akan digunakan ketika benar-benar tidak ada energi dari baterai," jelas Ilman.
Ia memperkirakan, pemanfaatan panel surya ini di masa awal sudah mampu mendukung efisiensi listrik hingga di atas 50 persen dalam beberapa tahun ke depan, kini tahap awal hemat 30 persen.
Ilman mengakui tantangan terbesar timnya adalah manajemen waktu di tengah kesibukan kuliah dan proses open recruitment relawan. Namun, kendala ini teratasi berkat kolaborasi dengan bidang pengabdian masyarakat di kampus dan dukungan penuh dari komunitas.
Penyuluhan dan pelatihan pengoperasian sistem dilakukan secara intensif. "Ibu-ibu di sini sangat hebat sekali, rasa ingin tahu yang cukup tinggi. Kami mulai dari jam delapan pagi sampai jam 12 siang hanya untuk menjelaskan perawatan panel surya," tambahnya.
Harapan jangka panjang BEM FTEIC ITS adalah proyek ini dapat menjadi pemicu bagi komunitas lain untuk mengembangkan energi hijau dan mendukung keberlanjutan Kampung Hidroponik.
Tak hanya membuat panel surya saja, para mahasiswa pun membantu petani dengan membersihkan kebun mereka serta sebelumnya memberika pelatihan Sosmed agar petani biasa mempromosikan produk mereka di Sosmed
Sementara itu, apresiasi datang dari Penasehat LPMK Medokan Ayu, Nanang Andi Hasyim. "Jarang ada mahasiswa yang mampu memotret secara riil kebutuhan masyarakat di lapangan. Kami berterima kasih sekali untuk pihak kampus dan swasta yang sudah mendukung aksi nyata mahasiswa ini," ungkap Nanang.