Pemkab, DPRD dan Akademisi Gelar Deklarasi Tulungagung Sehat Mental
Time Out 4 jam yang lalujatimnow.com- Pemerintah Kabupaten dan DPRD Tulungagung bersama akademisi Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung mendeklarasikan "Tulungagung Sehat Mental". Kegiatan ini digelar sebagai bentuk respon atas tingginya angka kasus gangguan mental yang dialami masyarakat. Pihak kampus sendiri akan membuat aplikasi untuk pemeriksaan kesehatan mental, yang dapat diakses secara gratis.
Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Abd. Aziz mengatakan, kesehatan mental memiliki dampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan, mulai dari sosial, ekonomi, hingga pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di tingkat lokal.
"Karenanya, kami mendorong adanya satu aplikasi kesehatan mental yang bisa diakses secara gratis oleh masyarakat," ujarnya, Selasa (28/10/2025).
Melalui aplikasi tersebut, masyarakat dapat mengetahui dan mengelompokkan jenis gangguan mental yang dialami, seperti skizofrenia, depresi, dan gangguan lain. Upaya ini sejalan dengan penerapan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.
"Kesadaran terkait kesehatan mental perlu dimulai dari sekarang, mengingat maraknya kasus gangguan mental di masyarakat," tuturnya.
Mengutip data World Health Organization (WHO) tahun 2019, Abd. Aziz menyebutkan sebanyak 970 juta orang di dunia mengalami gangguan jiwa. Setelah pandemi COVID-19, tercatat 58 juta anak dan remaja (usia 0–19 tahun) dari generasi Z mengalami kecemasan, sementara 280 juta orang dewasa menderita depresi.
"Jika dikaitkan dengan kondisi Tulungagung yang banyak memiliki pekerja migran, maka anak-anak yang ditinggalkan sangat berpotensi mengalami tekanan mental dan perlu pendampingan," ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi C DPRD Tulungagung, Dio Jordy Alvian, mengungkapkan jika Perda tentang Kesehatan jiwa di Tulungagung selama ini belum berfungsi dengan maksimal. Sejak tahun 2016 Tulungagung telah memiliki Perda tentang Kesehatan Jiwa. Namun belum berjalan maksimal dan perlu dilengkapi lagi.
“Masih belum lengkap. Perlu dilengkapi oleh perguruan tinggi dan dukungan dari Pemkab,” terangnya.
Angka kasus gangguan kesehatan mental di Tulungagung sendiri bertambah setiap tahun. Dibanding tahun lalu jumlah angka kasus tahun ini meningkat 20 persen. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kasus gangguan mental terjadi. Diantaranya faktor ekonomi dan banyaknya warga yang bekerja di luar negeri.
"Tingginya pekerja migran juga berpengaruh terhadap kondisi ini, banyak anak yang kehilangan figur bapak maupun ibu dalam fase perkembangannya," pungkasnya.