jatimnow.com - Tim Mitigasi Kelongsoran Jalan Raya Gubeng menyebut stabilisasi pengerasan tanah di bekas amblesan jalan tersebut membutuhkan waktu sekitar 2 tahun.
Anggota Tim Mitigasi Kelongsoran Jalan Raya Gubeng, Amin Widodo, mengatakan, akan memonitoring dan mengevaluasi pergerakan tanah.
"Kami akan memonitoring penurunan tanah, butuh waktu dua tahun. Ini secara berkala. Kalau nanti ada pergeseran tanah, kami evaluasi lagi," kata Amien Widodo, Senin (21/1/2019).
Dari pemantauan timnya, amblesnya tanah di Jalan Raya Gubeng yang membuat lubang menganga tersebut murni karena adanya galian proyek.
"Tidak ada patahan, sesar, gempa dan lubang dibawah tanah, itu tidak ada. Murni galian dan longsor. Kalau selama dua tahun tidak ada masalah berarti tanah tidak bergerak," kata Amin yang juga dosen ITS tersebut.
Sementara itu, Ira Mutiara Anjasmara anggota tim mitigasi lainnya menambahkan, sejak dua kali pengukuran, Tim Mitigasi Kelongsoran Jalan Raya Gubeng mencatatkan telah terjadi dua kali penurunan tanah yang pertama sekitar dua milimeter dan 4,6 centimeter yang akan terjadi pertahunnya.
"Kami mencatat dua milimeter sedangkan pihak PT NKE mencatat terjadi penurunan hingga 4,6 centimeter per tahun. Dua kali ini pengukuran. Butuh waktu tiga bulan sekali atau enam bulan sekali, karena ketika muka tanah kecil dan diukur dalam waktu pendek, tidak akan kelihatan penurunannya," kata Ira Mutiara.
Ia menyebutkan bahwa masih adanya penurunan itu dikarnakan proses pemadatan tanah belum sempurna. 
"Selain itu mungkin juga saat pengukuran yang kami lakukan, beban diatas jalan tersebut sangat padat sekali, karena waktu pengukuran saat proses pengurugan dimana truk pembawa material lewat terus menerus," pungkas Ira.
Stabilisasi Tanah di Jalan Raya Gubeng Disebut Butuh 2 Tahun
            Senin, 21 Jan 2019 18:29 WIB
        
        
            Reporter :
Farizal Tito
                
                 
                
                 
                
                 
            
        
    Farizal Tito
Berita  Surabaya
    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini: Hujan Ringan
BNI dan ITS Kolaborasi Dorong Filantropi Pendidikan Digital Melalui Dana Abadi
Kualitas BBM Bermasalah? Pertamina Siapkan Kompensasi dan Layanan di Jatim
ECOTON Desak Tindakan Tegas untuk Industri Pencemar Kalimas Surabaya
Benarkah PKPU Jadi Momok Menakutkan Bagi Pelaku Usaha?
Berita Terbaru
    Mayat Hangus Terbakar Ditemukan di Hutan Lamongan, Polres Jombang Turun Tangan
Sapi Raksasa Asal Mojokerto Sabet Juara di Festival dan Expo Sapi Jember Cup
Minimarket di Blitar Ini Dibobol Pencuri, Rokok dan Kosmetik Raib
Bupati Trenggalek Ziarahi Makam Korban Longsor, Ini Pesannya Untuk Warga
Layanan SKCK Via Polri Super App Mendapat Respon Positif Masyarakat Tulungagung
Tretan JatimNow
    Aura Sinta Raih Emas Pada Ajang AKF China Setelah Gagal di Porprov Jatim
Kisah inspiratif Dokter Gigi Zahra, Sang Dokter Gigi Bawa Misi Kemanusiaan
Agus Hermanto, Guru Pelosok Banyuwangi Sang Penjaga Mimpi Anak Desa
Kisah Wanita Single Parent jadi Pengemudi Ojol di Jember, Bawa Anak Tiap Hari
Terpopuler
    #1
                Bupati Trenggalek Ziarahi Makam Korban Longsor, Ini Pesannya Untuk Warga
#2
                Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini: Hujan Ringan
#3
                Mayat Hangus Terbakar Ditemukan di Hutan Lamongan, Polres Jombang Turun Tangan
#4
                Minimarket di Blitar Ini Dibobol Pencuri, Rokok dan Kosmetik Raib
#5