jatimnow.com - Gubernur Soekarwo angkat bicara soal wabah demam berdarah (DB) yang telah merenggut 46 nyawa di Jawa Timur.
"Sampai hari ini ada 46 orang (meninggal dunia)," kata Soekarwo kepada wartawan usai acara pelantikan Wali Kota-Wakil Wali Kota Probolinggo dan Bupati-Wakil Bupati Sampang di gedung negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Rabu (30/1/2019).
Dari data Dinkes Jatim, sampai 28 Januari 2019, jumlah orang yang terjangkit demam berdarah mencapai 2.660 kasus dengan korban meninggal dunia 46 orang.
Sebelumnya tanggal 15 Januari tercatat 1.032 kasus. 16 Januari 1.086 kasus. 17 Januari 1.226 kasus. Angka itu mulai meningkat tajam mulai tanggal 20 Januari yaitu sebanyak 1.402 kasus.
Saat ditanya tentang status Kejadian Luar Biasa (KLB) DB di Jawa Timur, Gubernur Jatim yang biasa disapa Pakde Karwo menegaskan, sampai saat ini belum ada penetapan KLB.
"Belum. Kita mengambil keputusan KLB itu harus wilayahnya berapa, jumlahnya berapa," katanya.
Tidak semua daerah di Jatim ditetapkan daerahnya sebagai KLB. Hanya beberapa daerah yang sudah ditetapkan sebagai KLB seperti Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Jombang, Kabupaten Bojonegoro dan beberapa daerah.
"Kita membantu non KLB. Belanjanya kita keluarkan seperti KLB. Tapi menetapkan KLB, belum," terangnya.
Ditanya tentang langkah antisipasi penyakit DB agar tidak meluas. Gubernur menerangkan tentang perilaku hidup sehat. Serta menerangkan tentang perkembangan jentik nyamuk demam berdarah.
"Setiap menjelang hujan deras itu problemnya nyamuk tumbuh. Tugas kita memberikan promotif dan preventif terhadap mereka hidup sehat, pola hidup bersih," ujarnya.
Ia mencontohkan, sudah hampir 20 tahun Kota Mojokerto tidak ada demam berdarah.
"Karena masyarakatnya peduli tentang jemantik. Ada orang yang ngeceki (mengecek) jentik-jentik itu," ujarnya.
"Sekarang di air jernih, air kotor bisa semua. (nyamuk demam berdarah) sudah bisa beradaptasi. Dulu (menyerang) anak-anak, sekarang orang tua juga bisa kena," jelasnya.
Gubernur Soekarwo menegaskan, meski tidak semua daerah ditetapkan KLB, namun pemerintah tetap menilai serius persoalan DB ini.
"Serius kita. Ini karena mengeluarkan belanja yang besar dan perilakunya seperti KLB dari segi anggaran," terangnya.
46 Warga di Jatim Meninggal Karena Demam Berdarah, Ini Reaksi Gubernur
Rabu, 30 Jan 2019 17:12 WIB
Reporter :
Jajeli Rois
Jajeli Rois
Berita Terbaru
BNI dan ITS Kolaborasi Dorong Filantropi Pendidikan Digital Melalui Dana Abadi
Inflasi Kota Kediri Oktober Capai 0,40 Persen, Emas Perhiasan Jadi Pendorong Utama
Pelayanan SKCK Online Polres Ponorogo Tuai Apresiasi, Cepat, Mudah, dan Bebas Antre
Persik Kediri Putuskan Main di GJOS Saat Jamu Persebaya, Persikmania Boleh Datang
MYZE Hotel Sumenep Berbagi, Donor Darah dan Cek Mata untuk Masyarakat
Tretan JatimNow
Aura Sinta Raih Emas Pada Ajang AKF China Setelah Gagal di Porprov Jatim
Kisah inspiratif Dokter Gigi Zahra, Sang Dokter Gigi Bawa Misi Kemanusiaan
Agus Hermanto, Guru Pelosok Banyuwangi Sang Penjaga Mimpi Anak Desa
Kisah Wanita Single Parent jadi Pengemudi Ojol di Jember, Bawa Anak Tiap Hari
Terpopuler
#1
Sambut Bonus Demografi, Ini Langkah Muslimat NU Blitar
#2
Benarkah PKPU Jadi Momok Menakutkan Bagi Pelaku Usaha?
#3
Umrah Mandiri: Jangan Anggap Remeh Pasal 124, Ini Konsekuensinya
#4
Buntut Penyitaan HP Siswa, Guru SMP Negeri 1 Trenggalek Dianiaya
#5