jatimnow.com - Sumber mata air Wisata Banyu Biru yang terletak di Desa Sumberejo, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan tidak lepas dari peran pelarian pasukan Kerajaan Majapahit yang runtuh.
"Pembabat Desa Sumberrejo ini adalah Mbah Tombro dan Mbah Kebut. Mereka adalah pasukan Majapahit yang tidak meneruskan pelarian ke Tengger (Gunung Bromo) bersama rombongan Kerajaan," jelas Subandi, juru kunci Pemandian Banyu Biru saat ditemui jatimnow.com, Minggu (10/2/2019).
Diceritakannya, dikampung yang didirikan oleh kedua mantan prajurit itu, terjadi peristiwa hilangnya dua hewan ternak yaitu kerbau milik Mbah Tombro.
Baca juga: 8 Destinasi Wisata di Tuban Ini Cocok Dikunjungi Bersama Rekan dan Keluarga
Wisata pemandian Banyu Biru
Semua warga pun bergotong royong mencari. Terbilang mudah, karena berbekal menelisik jejak kaki, kedua kerbau itu akhirnya ditemukan terjebak di kubangan lumpur. Berbagai upaya untuk menyeret kerbau ke atas tak berhasil. Barulah setelah itu, hal ajaib pun terjadi.
"Mbah Tombro yang memetik daun keladi, lalu melemparkannya ke kubangan lumpur. Setelah ia berteriak, sontak kaki kedua ekor kerbau itu menggapai dan memijak daun keladi, lalu bangkit dan berlari kencang menuju kandangnya," terang laki berumur 52 tahun tersebut.
Mbah Tombro berdiri sejenak untuk memandangi kubangan lumpur itu. Namun hal aneh terjadi, tiba-tiba kubangan itu berubah menjadi sumber mata air yang jernih. Bahkan, Mbah Tombro juga melihat dua ekor ikan sengkaring (sejenis ikan emas) sedang bermain.
"Sampai saat ini, masyarakat setempat pun menjaga sumber air dan ikan-ikan sengkaring di dalamnya," ujarnya.
Kini, di tempat pemandian Wisata Banyu Biru, beratus ekor ikan mas berukuran besar dapat dilihat dan bagi pengunjung yang berenang dapat bermain bersama ikan tersebut. Meskipun jinak, jangan sekali-kali menyakiti, mengambil, dan memakan ikan tersebut bila tidak ingin hidup penuh celaka seumur hidup.
"Kalau niatnya baik, seperti memberi makan ikan, Insya Allah dapat berkah dari Allah SWT, lantaran ikan ini. Namun jika menyakiti, pasti memdapat hal yang sebaliknya, seperti apes," terang Subandi.
Ikan Sengkaring yang jinak menyapa pengunjung
Mitos dilarang mengambil ikan dilokasi utama sumber mata air Banyu Biru sudah diwariskan secara turun temurun. Sejak Mbah Tombro menyaksikan peristiwa ajaib terbentunya sumber mata air yang berwarna biru jernih itu.
"Mbah Tombro bilang, jangan dikemana manakan ikan ini. Nanti tambah lama tambah banyak. Sehinggga, sampai sekarang pun ikan ini gak pernah dipanen dan ikannya pun gak kemana-mana," tambahnya.
Subandi mengatakan, jika dulu ada warga sekitar yang diketahui mengambil dan memelihara ikan Sengkaring dari mata air. Namun saat ikan sudah besar, ikannya dikembalikan.
Baca juga: Rekomendasi Wisata Air Kediri, Berenang Gratis Menikmati Kesegaran Sumber Ngadiloyo
"Katanya, ikan dari Banyu Biru ini bawa sial di keluarganya," ucapnya lalu tertawa.
Ia bercerita, dulu banyak tentara yang sering rekreasi di Wisata Banyu Biru. Salah satu diantaranya nekat membawa pulang salah satu ikan dari sumber untuk dimasak.
"Selang beberapa minggu, saya dapat kabar dari kawannya kalau sang tentara itu sakit. Setelah ditelisik, ya karana ulahnya di Banyu Biru ini," tambahnya.
Sampai sekarang, warga tak berani mengambil ikan sengkaring (Mas) ini, lantaran takut kualat.
"Warga baru berani menangkap, jika ada ikan yang keluar dari komplek pemandian Banyu Biru," terusnya.
Bagi masyarakat yang percaya mitos, ada waktu terbaik untuk berkunjung ke wisata alam pemandian Banyu Biru.
"Masyarakat yang ingin dapat hikmahnya, biasanya datang siang hari pada Minggu legi atau Kamis legi," kata Subandi.
Menurutnya, masyarakat yang pikirannya sumpek karena mata pencahariannya mendapat ganguan, atau badannya sakit-sakitan, bisa termudahkan saat berenang sambil niat berdoa kepada Allah di pemandian Banyu Biru ini.
Baca juga: Sensasi Makan Sambil "Kecek" di Aliran Gunung Welirang
"Semua itu karena pertolongan Allah SWT. Manusia kan punya kewajiban berusaha, ya salah satunya ke Banyu Biru ini. Selain mandi, juga sambil berdoa di makam Mbah Tombro," ungkapnya.
Subandi juru kunci Banyu Biru
Menurut Subandi, banyak orang datang kembali ke pemandian Banyu Biru, saat hajatnya sudah tercapai.
"Kan mereka biasanya nadzar. Kalau terkabul mereka datang kembali. Istilahnya wujud ucapan terima kasih lah," pungkasnya.