jatimnow.com - Tim sukses (timses) Jokowi-KH Ma'ruf Amin atau Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Timur mewaspadai gerakan pemutihan pada saat pemungutan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Ketua TKD Jatim, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin mengatakan, gerakan pemutihan tempat pemungutan suara (TPS) adalah upaya penggembosan atau hasutan kepada para pemilih agar tidak nyoblos pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
"Istilah pemutihan di TPS yaitu upaya penggembosan, mengintimidasi pemilih untuk tidak mendatangi TPS dan memilih 01," ujar Machfud Arifin kepada wartawan di kantor TKD Jatim, Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, Jumat (22/2/2019).
Baca juga: TKD Tak Rekom Emil Dampingi Khofifah di Pilgub Jatim 2024, Tapi...
Mantan Kapolda Jatim ini menilai, upaya pemutihan itu sangat berbahaya. Sebab, jika masyarakat terintimidasi, maka akan berdampak pada meningkatnya suara golput atau orang yang tidak menggunakan hak pilihnya.
"Kita berharap kepada masyarakat yang punya hak pilih untuk betul-betul menggunakan hak pilihnya," tambahnya.
Baca juga: Prabowo-Gibran Menang 1 Putaran, Khofifah: Cukup Doakan Saja
"Kalau ada orang yang mengajak masyarakat untuk tidak datang ke TPS karena suara Jokowi unggul, itu jangan dihiraukan. Tetap datang ke TPS dan coblos 01," harapnya.
Machfud juga mengajak masyarakat yang memiliki hak pilih, namun tidak bisa mencoblos di kampung halamannya karena lokasi pekerjaannya di luar kota, agar segera mengurus formulir A5 yang bisa diambil di KPU atau PPK setempat.
"Tolong kalau tidak bisa pulang, manfaatkan nyoblos di manapun dia berada. Di Surabaya, di Malang atau di mana saja bisa nyoblos dengan cara mendaftarkan pindah nyoblos," tuturnya.
Baca juga: Rekapitulasi Pilpres 2024 Rampung, Khofifah Ajak Warga Jatim Lakukan Ini
Machfud juga berharap agar seluruh masyarakat yang sudah memiliki hak pilih tidak golput.
"Jangan ada yang golput. Nelayan nyoblos dulu baru melaut, atau besoknya lah, libur sehari gak apa-apa. Pekerja di mal, di restoran dan siapapun, manfaatkan hak pilih anda untuk Indonesia," pintanya.