jatimnow.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo membentuk tim untuk menelusuri dan membujuk warganya yang eksodus ke Malang.
"Tim telah berangkat ke pondok. Saya sendiri yang memimpin bersama beberapa kepala dinas dan MUI Ponorogo," kata Wakil Bupati Ponorogo, Soedjarno, Senin (1/4/2019).
Keberangkatan tim dari Pemkab Ponorogo tersebut bertujuan untuk membujuk mereka yang terlanjur eksodus untuk kembali, terutama bagi mereka yang mempunyai anak sekolah.
Baca juga: Video: Warga Terdoktrin Kiamat Nyoblos Pemilu di Ponorogo
"Ya kami bujuk. Apalagi dari enam puluh warga kan ada 3 siswa yang harusnya ujian pada April nanti," ujarnya.
Selain itu, dengan semakin dekatnya Pemilu tanggal 17 April 2019 nanti. Soedjarno mengatakan masyarakat Ponorogo yang eksodus dan mempunyai hak suara juga harus tetap mencoblos.
Karena jika sesuai aturan yang dibuat pondok, mereka akan mondok selama 3 bulan. Mereka baru bisa kembali ke rumah masing-masing setelah bulan Ramadan.
"Jika tidak ada meteor jatuh dan tanda-tanda kiamat lain. Mereka boleh kembali ke rumah masing-masing," katanya.
Dari penjemputan tim tersebut, pihak Pemkab akan membawa warga yang eksodus untuk kembali ke Ponorogo. Namun, kedatangan warga yang eksodus tersebut hanya beberapa hari saja.
Baca juga: Nyoblos Pemilu, Warga Ponorogo yang Terdoktrin Kiamat Pulang Kampung
"Jadi 5 hari sebelum pencoblosan atau sebelum tanggal 17 April 2019 nanti Pemkab Ponorogo akan menjemput. Mereka yang mempunyai hak suara tetap mencoblos," ujarnya.
Untuk orang tua yang mempunyai anak-anak yang mau ujian, diperpanjang waktunya di Ponorogo.
"Mereka harus menunggu anak-anaknya sampai selesai ujian. Baru kembali ke Malang jika diinginkan. Dan semua kami fasilitasi," katanya.
Doktrin kiamat di Desa Watubonang, Ponorogo membuat 60 warga eksodus ke Malang. Sebanyak 60 orang warga Ponorogo eksodus ke Malang. Beberapa diantaranya ada yang menjual rumahnya. Mereka diketahui menjadi anggota Padepokan Gunung Pengging yang berada di Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo.
Baca juga: Warga Ngawi Eksodus ke Malang Akibat Doktrin Kiamat Bertambah 2 Orang
Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, membentuk tim gabungan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Majelis Ulama Indonesia (MUI ) Ponorogo, Ormas Muhammadiyah, Ormas NU, Camat Badegan, Danramil Badegan, Kapolsek Badegan, Kamis (14/3).