jatimnow.com - Sebanyak 52 dari 60 warga yang eksodus ke Malang karena doktrin kiamat pulang ke Ponorogo. Kepulangan mereka hanya untuk menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 17 April 2019 mendatang.
Puluhan warga tersebut sampai di Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo pada Minggu (14/4/2019) sekitar pukul 12.00 Wib.
Kepala Dinas Sosial (Kadinsos), Sumani, Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Berkembang Polinmas), Herry dan Kades Watubonang, Bowo Susetyo mendampingi 52 warga Ponorogo tersebut.
Baca juga: Video: Warga Terdoktrin Kiamat Nyoblos Pemilu di Ponorogo
"Ya memang hari ini mereka yang pindah ke Malang balik ke Ponorogo," jelas Kadinsos, Sumani.
Dari 60 warga yang eksodus ke Malang, hanya 52 yang menyalurkan hak pilihnya di Ponorogo, sementara 4 sisanya memilih mencoblos di Malang.
"Yang dibawa rombongan Pemkab Ponorogo cuma hanya 40 warga. Sementara mobil pribadi 12 warga," terang mantan kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini.
Menurutnya, 52 warga eksodus ini akan kembali lagi ke Malang setelah usai mencoblos.
Baca juga: Pemkab Jemput 60 Warga Ponorogo Eksodus ke Malang, Ini Hasilnya
"Yang cuma nyoblos ya langsung balik. Tapi yang punya tanggungan anak sekolah yang harus ujian, harapan pemerintah menunggu sampai selesai ujian," bebernya.
Sementara, 4 orang lain yang bertahan, Sumani mengatakan bahwa mereka sudah mengurus formulir A5. Sehingga menggunakan hak pilihnya di Malang.
Salah satu warga eksodus, Ahmad Zamrosi membenarkan bahwa kembalinya rombongan ini karena urusan Pemilu saja.
Baca juga: Warga Ngawi Eksodus ke Malang Akibat Doktrin Kiamat Bertambah 2 Orang
"Habis coblosan ya balik lagi ke Malang. Karena kan belum selesai acaranya," terang pria berusia 48 tahun ini.
Ia mengaku harus melakukan pencoblosan di Ponorogo. Karena tidak ada surat pengantar dari desanya untuk bisa mencoblos di Malang.
"Ya akhirnya ke Ponorogo. Demi menggunakan hak pilih," pungkasnya.