jatimnow.com - Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur.
Kepala Negara bersama rombongan lepas landas dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1, Kamis (20/6/2019).
Diagendakan, Presiden akan menyerahkan 3 ribu sertifikat hak atas tanah untuk rakyat yang dipusatkan di GOR Tridharma Petrokimia Gresik, Kabupaten Gresik.
Baca juga: Jokowi Titipkan Kota Kediri ke Mbak Vinanda - Gus Qowim
Menurut keterangan Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, sebelum acara penyerahan sertifikat, Presiden dan Ibu Iriana menghadiri akad nikah putri dari Rais Am PBNU K.H. Miftachul Akhyar Abdul Ghoni dengan putra dari K.H. Ali Ridho yang dilaksanakan di Aula Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya.
Presiden bersama rombongan akan langsung kembali ke Jakarta pada Kamis siang.
Sejumlah pejabat yang turut menyertai Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Provinsi Jawa Timur, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.
Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Gresik, Asep Heri mengatakan ribuan sertifikat itu dibagikan untuk lima kecamatan yang meliputi 18 desa, yakni Kecamatan Bungah, Ujungpangkah, Panceng, Wringinanom, dan Duduksampeyan.
Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Smelter Freeport, Pj Gubernur: Dongkrak Ekonomi Jatim
Secara umum, BPN Kabupaten Gresik menargetkan menerbitkan 53 ribu lebih sertifikat tanah untuk masyarakat pada 2019.
Pada kesempatan sebelumnya, sesuai agenda Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, agenda kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Jawa Timur di dua lokasi.
Selain membagikan ribuan sertifikat tanah di Kabupaten Gresik, pada kunjungan pertama, Jokowi datang ke Pondok Pesantren (Ponpes) Islam Miftahus Sunnah, Jalan Kedung Tarukan, Surabaya.
Baca juga: Presiden Joko Widodo: Ngecek Harga, Masak Pamitan Terus
Di ponpes tersebut, Jokowi bersilaturahim dengan Kiai Haji Miftahul Akhyar yang juga Rais Aam Pengurus Besar Nahdatlul Ulama (PBNU).